Harian Semarang
No Result
View All Result
Jumat, Agustus 8, 2025
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
Harian Semarang
No Result
View All Result
Home Artikel

Membaca Arah Manuver PDIP Ke Demokrat

13 Juni 2023
in Artikel
Membaca arah manuver PDIP ke Demokrat. Foto Instagram @agusyudhoyono

Membaca arah manuver PDIP ke Demokrat. Foto Instagram @agusyudhoyono

1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Isa Ansori – Kolumnis dan Akademisi

Mendekati pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden, nampaknya terjadi kejutan-kejutan, ini menandakan bahwa antar partai politik saling menjajagi berbagai kemungkinan untuk memenangkan pilpres dan mungkin sebagai upaya jebakan untuk menjatuhkan lawan.

Sehingga setiap dinamika yang ada harus dimaknai dua hal, sebagai sebuah strategi memenangkan pertarungan dan menjebak lawan.

Perkembangan terakhir yang menarik adalah masuknya AHY dalam radar cawapres Ganjar. PDI-P sebagai partai yang mencalonkan Ganjar dan memasukkan AHY dalam radar cawapresnya terasa janggal, karena beberapa bulan sebelumnya Hasto sebagai perwakilan partai mengatakan bahwa partainya tak akan mungkin bisa bekerja sama dengan Demokrat, seolah PDIP sudah menutup diri, bahkan dengan PKS apalagi, begitu juga dengan Nasdem, Hasto pun membuat syarat kecuali meninjau kembali pencapresan Anies Baswedan.

Kalau kemudian tiba tiba terjadi kejutan memasukkan AHY dalam radarnya, tentu ini akan menimbulkan beberapa pertanyaan.

Pertama adakah ini ada kaitan dengan pernyataan Jokowi dalam ulang tahun PPP, dimana saat itu Jokowi menyebut nama – nama capres dan salah satunya ada nama AHY.

Pernyataan Jokowi ini sangat berbanding terbalik dengan sikap PDIP yang dinyatakan oleh-oleh Hasto. Apalagi pernyataan bahwa PDIP akan bertemu Demokrat disampaikan oleh Puan, dan tentu ini juga persetujuan dari Megawati.

Yang kedua dalam pidato yang viral, bagaimana Jokowi membuat kriteria tantangan masa depan, dalam pidatonya di sekolah partai di rakernas PDIP di Lenteng Agung, Selasa (6/6/23), Jokowi menyampaikan tantangan tersebut meliputi krisis global, krisis pangan, krisis keuangan dan perang. Ada baiknya perlu disiapkan perencanaan untuk mengatasinya. Bahkan Jokowi menyatakan di hadapan Ganjar bahwa yang paling penting saat ini bagi seorang pemimpin adalah yang punya nyali. Memaknai kriteria ini tentu banyak multitafsir, tetapi kalau mengingat pidato Prabowo di depan PBB tentang krisis perang Ukraina – Rusia, kriteria itu lebih tepat merujuk kepada Prabowo dan Anies Baswedan, namun dalam beberapa hal, Jokowi lebih terang terangan mengendorse Prabowo bila disesuaikan dengan kriteria yang disampaikan.

Ketiga, semenjak dicalonkan melalui partai, Ganjar praktis adalah milik partai, karena dalam fatsun PDIP semua orang yang ada di PDIP adalah petugas partai, tak peduli siapapun dan harus tunduk kepada konstitusi partai, konstitusi partai saat memberi mandat hanya ketua umum partai yang bisa menentukan siapa capres dan cawapresnya, praktis dalam situasi ini, Jokowi tak berdaya di hadapan Megawati, padahal Jokowilah yang mendorong agar Ganjar di calonkan sekaligus dia juga yang akan mendorong siapa cawapresnya. Sebagaimana yang terjadi di KIB yang dilontarkan oleh PAN, paket capres dan cawapresnya seperti harapannya. Namun keinginan Jokowi di PDIP gagal total. Kini sepertinya Prabowolah yang menjadi harapan. Meski juga Jokowi masih berharap pasangan yang akan dimajukan adalah duet Prabowo – Ganjar.

Melihat gelagat yang seperti itulah, PDIP tentu tidak berharap kadernya harus duduk sebagai cawapres, apalagi PDIP partai pemenang pemilu, sehingga manuver Puan bertemu AHY bisa ditemukan alasannya. Ganjar tetap dalam genggaman PDIP dan bisa mendekati siapapun partai dan calon yang dianggapnya menguntungkan.

Pada situasi seperti saat ini, akan muncul pertanyaan bagaimana posisi Hasto saat ini, ketika PDIP melalui Puan mendekati partai dan orang orang yang menurutnya tak akan mungkin PDIP bekerja bersamanya, dan bagaimana situasi kebatinan yang ada di Megawati terhadap Jokowi, sehingga mencoba zig – zag mengutus Puan menemui AHY?

Bagi PDIP menemui AHY yang berlatar belakang militer dan pemimpin partai, nilainya bisa sama dengan Prabowo yang berlatar belakang militer dan juga pemimpin partai. Maka jangan heran nanti akan ada kejutan pilihan selain duet Anies – AHY, Anies – Khofifah, maka akan muncul juga wacana duet Anies Ganjar atau Bahkan Anies – Puan.

Begitulah politik selalu ada kejutan, bagi kita yang awam, janganlah terlalu baper dan emosional menyikapi, nikmati dan ikuti agar kita bisa selamat dari stroke dan serangan jantung. Dalam ketidak pastian situasi politik, maka benarlah apa yang disampaikan oleh Einstein bahwa ilmu politik itu lebih sulit dibanding ilmu fisika, karena didalamnya penuh ketidak pastian. Tapi percayalah bahwa dengan jam terbang pengalaman politik, kecerdasan dan kejernihan berpikir yang matang, Anies akan bisa membuat kepastian bersama koalisi perubahan untuk persatuan.

Jadi jangan ragukan komitmen Anies, AHY, Ahmad Syaikhu dan Surya Paloh, mereka inilah yang saat ini akan diharapkan menjadi lokomotif perubahan menuju Indonesia yang berkeadilan.

Surabaya, 12 Juni 2023

Tags: AHYcawapresDemokratJokowiPDIPPuan Maharani
Previous Post

Indonesia Poco Poco, Solusinya Kepemimpinan Transformasional Mental Nasionalistik Konstitusional

Next Post

Komunikasi Yes, Koalisi No

Next Post
Komunikasi yes koalisis No untuk Demokrat PDIP. Kolase Instagram @puanmaharani dan Instagram @agusyudhoyono

Komunikasi Yes, Koalisi No

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkini

Gagasan berdirinya Indonesia

Gagasan Inti Berdirinya Indonesia

7 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang

Waketum AMPI Pusat Apresiasi Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang, Bukti Adaptif Zaman

7 Agustus 2025
Yudhie Haryono (kiri) dan Agus Rizal (kanan)

Swasta Dalam Sistem Ekonomi Pancasila

6 Agustus 2025
Foto Tony Rosyid Versi AI

Mencari Kandidat Ketum PPP 2025-2030

5 Agustus 2025
Gagasan berdirinya Indonesia

Gagasan Inti Berdirinya Indonesia

7 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
  • Iklan & Promosi
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
  • Info Loker

© 2025 Dikembangkan oleh Tim IT Harian Semarang

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi

© 2025 Dikembangkan Oleh Devisi IT Harian Semarang