Harian Semarang
No Result
View All Result
Jumat, Agustus 8, 2025
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
Harian Semarang
No Result
View All Result
Home Agama

Tadarus, untuk Apa? (1)

15 April 2022
in Agama, Ramadhan
Ilustrasi tadarus. Foto Pixabay/hashem

Ilustrasi tadarus. Foto Pixabay/hashem

0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Nurul Ichwan – Mahasiswa Magister (S2) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Walisongo

Sudah jamak dipahami jika di bulan Ramadhan ayat-ayat al-Qur’an lebih sering lantang diperdengarkan. Melalui pengeras suara masjid dan surau ia dikumandangkan. Para pemuda di masjid dan surau biasa secara bergantian membacanya selepas tarawih ditunaikan. Kita biasa menyebutnya dengan istilah tadarusan.

Malam itu, selepas tarawih saya tidak ikut tadarusan di surau. Karena sebagaimana tarawih yang tidak wajib, begitu juga tadarus bersama. Sehingga untuk keduanya sesekali saya mengerjakannya sendiri di rumah.

“Kamu jangan seperti anak TK yang sedang belajar membaca,” tegur kakek tiba-tiba, memecah konsentrasiku ketika membaca al-Qur’an di teras rumah dengan iringan gerimis yang tak kunjung reda.

“Maaf, maksudnya bagaimana, Kek? Apakah ada yang salah dari makhraj atau tajwidnya, Kek?” jawabku sekenanya.

Tidak seperti biasanya, beliau tiba-tiba menegur dengan nada yang agak tinggi. Pasti ada hal yang serius. Curigaku.

“Anak TK yang masih belajar membaca kalau menemukan tulisan dimanapun pasti dibaca, dan pasti juga tidak paham apa yang dibaca,” jawab beliau yang semakin mengerutkan keningku.

“Maaf, Kek. Ini saya sedang membaca ayat,” jawabku dengan linglung karena masih mencoba menerka maksud dari ajakan dilaog beliau.

“Kamu tahu arti membaca? Iqro’! Bacalah…” Semakin menekan beliau menegaskan maksud pertanyaannya.

“Coba kamu ingat-ingat lagi arti kata qara’a. Jangan sembrono kalau membaca Al-Qur’an!” Kali ini meski dengan nada yang rendah, namun terasa lebih menusuk. Sejenak aku mengingat pelajaran yang pernah aku terima. Akupun menjawab.

“Qara’a artinya mengumpulkan, Kek. Membaca berarti mengumpulkan huruf yang tersusun menjadi sebuah kata. Kata qara’a juga digunakan seperti dalam kalimat “qara’tu al-maa’a fi al-haudhi”, aku mengumpulkan air dalam sebuah wadah.”

“Baguslah kalau kamu ingat. Tapi coba kamu pahami maksudnya!” perintah beliau.

“Mohon kakek berkenan menjelaskan maksudnya,” pintaku agar aku tidak semakin keliru dalam memahami maksud pertanyaan beliau

“Jika membaca adalah mengumpulkan, maka ketika kamu membaca sesuatu, kamu harus mengumpulkan apa yang ada pada sesuatu itu. Contoh, jika kamu membaca “kursi” maka kamu harus paham tentang apa yang terkumpul dari sebuah kursi. Mulai dari bahan, bentuk dan fungsinya. Itu namanya membaca jika kamu paham makna “qara’a“.

Aku yang masih duduk dan menunduk semakin berkecamuk rasaku, memahami maksud penjelasan beliau.

“Kamu sebagai yang membaca juga mengumpulkan apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar dan apa yang kamu rasa dari bacaanmu. Lha kalau kamu tidak melakukan itu bagaimana kamu bisa paham apa yang kamu baca untuk bisa menggunakannya?”

“Jika kamu mau membuat kursi pasti kamu juga membaca; mengumpulkan bahan dan cara pembuatannya. Jika kamu tidak membaca pasti kursimu tiada berguna sebagaimana layaknya kursi,” terang beliau dengan tegas.

Pandanganku semakin tertunduk. Menggerataki mushaf yang masih dalam genggamanku yang terasa semakin berat.

“Nah, kalau kamu membaca al-Qur’an tetapi tidak untuk digunakan, maka itu namanya kamu belum menjalankan iqra’, ayat pertama kali yang diturunkan…” pungkas beliau dengan lembut sembari menepuk pundakku.

Mushaf yang masih di tangan terasa semakin berat. Perasaanku yang semakin lunglai, menyadari bahwa yang saya pegang adalah pedoman hidup. Ibarat petunjuk arah, aku akan sampai pada arah yang kutuju jika aku mau melangkah, menjalankan apa yang tertulis dalam petunjuk. Dan aku tidak akan sampai jika hanya dengan membacanya saja.

“Astaghfirullaha min qaulin bilaa ‘amalin…” gumamku memohon ampun.

Tags: Al-Qur'anNurul IchwanRamadhan 2022Tadarus
Previous Post

Hakim ke Ibu Pembacok Mahasiswa Unwahas: Bayangkan Anakmu Merantau Lalu Dibacok atau Mati

Next Post

Soal Halal Darah Ade Armando, BNPT Kecam Cara-cara Barbar

Next Post
Direktur Pencegahan BNPT, Ahmad Nurwahid

Soal Halal Darah Ade Armando, BNPT Kecam Cara-cara Barbar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkini

Gagasan berdirinya Indonesia

Gagasan Inti Berdirinya Indonesia

7 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang

Waketum AMPI Pusat Apresiasi Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang, Bukti Adaptif Zaman

7 Agustus 2025
Yudhie Haryono (kiri) dan Agus Rizal (kanan)

Swasta Dalam Sistem Ekonomi Pancasila

6 Agustus 2025
Foto Tony Rosyid Versi AI

Mencari Kandidat Ketum PPP 2025-2030

5 Agustus 2025
Gagasan berdirinya Indonesia

Gagasan Inti Berdirinya Indonesia

7 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
  • Iklan & Promosi
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
  • Info Loker

© 2025 Dikembangkan oleh Tim IT Harian Semarang

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi

© 2025 Dikembangkan Oleh Devisi IT Harian Semarang