Semarang, Harianjateng.com – Para pecinta batu akik, pemburu, kolektor, pembeli batu akik di Jawa Tengah kini harus berhati-hati dan jeli. Sebab, batu akik di Jateng banyak beredar yang palsu. Tak hanya beredar di Semarang, namun batu akik palsu kini juga marak di daerah-daerah, seperti Kudus, Demak, Kendal, Salatiga, Pemalang, Pekalongan, Blora, Pati, Rembang, Grobogan, Solo, Wonogiri dan sebagainya.
Joko Kamdiru (35) kolektor batu akik asal Semarang, mengatakan saat ini banyak sekali jenis batu akik palsu atau bajakan. Menurut dia, tidak hanya jenis kalimayan, namun batu akik jenis merah delima, bacan, badar besi juga banyak beredar. “Kalau setahu saya yang banyak dijual di jalan-jalan itu yang benar-benar asli hanya 60 persen, sedangkan lainnya ya bisa dikatakan palsu,” ujar dia, di Semarang.
Kalau kolektor yang sudah senior, kata dia, saya yakin tidak mudah tertipu. “Tapi yang pemula, apalagi hanya ikut-ikutan, saya yakin mudah tertiput,” paparnya, Sabtu (2/5/2015).
Oleh karena itu, Joko berharap dan menginformasikan kepada pecinta batu akik, maupun kolektor dan peminat batu akik agar berhati-hari saat membeli batu akik. “Kalau sudah terbeli dengan jutaan rupiah kan eman-eman uangnya,” tegas dia. (Baca juga: Batu Akik Khas Banjarnegara Poles Batu Wulung Disebur Kolektor).
Saat ini, kolektor kelas atas di Semarang juga tengah meneliti batu akik jenis blue chalcedony yang berwarna biru dan ungu atau purple chalcedony. “Yang asli menggunakan kerangka,” tandas dia.
Jeli Membedakan Batu Akik
Joko mengatakan, musim demam batu akik di Jawa Tengah, juga demam batu akik di Indonesia menjadikan orang semakin cinta dan membeli batu akik. “Tapi sayangnya banyak batu akik yang palsu, maka kita harus jeli memilihnya,” tukas dia.
Oleh karena itu, kata dia, ilmu paling dasar membedakan batu akik adalah dengan cara senter. “Ilmu paling dasar membedakan batu akik ya menggunakan senter. Kemudian, dipanasi dengan korek api, kalau masih dingin, berarti asli, tapi kalau panas, berarti ya palsu atau sintetis,” jelas dia.