NGABUBURIT: Warga menunggu buka puasa di Pantai Banyutowo |
Pati, Harian Jateng – Ngabuburit, atau menunggu buka puasa dengan berbagai kegiatan kini sudah menjadi budaya di kalangan kaum muda, tak terkecuali orang tua dan juga anak-anak. Di Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, terdapat Pantai Banyutowo yang mulai ramai dijadikan tempat ngabuburit warga setempat.
Dengan melihat pemandangan di Pantai Banyutowo Dukuhseti, langit indah dan kapal-kapal milik nelayan, membuat pengunjung semakin betah di pantai dekat TPI Banyutowo tersebut.
Warga yang sering ngabuburit di Pantai Banyutowo adalah Roni (23) warg Kembang, Dukuhseti. Menurut dia, Pantai Banyutowo sejak dulu selalu ramai dijadikan tempat ngabuburit.
“Sejak hari pertama kemarin ramai, ya cowok dan cewek-cewek dan juga warga lain,” ujar dia kepada Harian Jateng, Jumat (19/6/2015) di Banyutowo, Dukuhseti, Pati.
Menurut dia, tak hanya warga Banyutowo, namun warga Selempung, Kembang, Getaan, juga warga Dukuhseti, warga Alasdowo, Ngagel banyak yang berbondong-bondong ke Pantai Banyutowo. Dengan merogoh kocek Rp 2.000, warga bisa masuk lokasi pantai dan menikmati Pantai Banyutowo sampai waktu berbuka puasa tiba.
Meskipun rumahnya Roni relatif jauh, akan tetapi ia sudah dua kali ke Pantai Banyutowo di bulan Ramadan 2015 ini. “Ya nggak tahu, kenapa masyarakat ramai ke sini, mungkin ingin menghirup udara segar,” tukas dia.
Senada dengan hal itu, Siti (18) warga Dukuh Kulon Desa Dukuhseti juga mengakui bahwa daya tarik Pantai Banyutowo kini mulai memikat warga sekitar. Terbukti, di awal Ramadan kemarin saja banyak yang berbondong-bondong ke lokasi Pantai Banyutowo tersebut.
“Ya sebenarnya pemandangannya dari dulu nggak ada yang baru, namun di sini ramai,” ujar dia.
Ya saya berharap, kata dia, bagi pengelola untuk menertibkan para pemuda yang blayer-blayer sepeda motor. “Dan yang menyalakan petasan juga harus diatur demi kenyamanan pengunjung,” harap dia.
Tak hanya disaat menjelang buka puasa Ramadan saja, namun di pagi hari saat usai waktu Subuh, di Pantai Banyutowo juga ramai warga menikmati pantai untuk ngembun. Dalam hal ini, ngembun menurut warga adalah menikmati udara pagi untuk menghilangkan penyakit, seperti batuk, flu dan sebagainya.
Biasanya ngembun dilakukan di pantai, di dekat sungai dan sawan. Ada juga yang menyebutnya ngebun, namun ngembun diambil dari kata embun, yaitu titik-titik air yang jatuh dari udara, terutama pada malam hari sampai pagi hari. Oleh karena itu, ngembun di Pati dilaksanakan mulai habis waktu subuh sampai jam pagi sekitar pukul 06.00 WIB.
Dengan banyaknya peminat berwisata di Pantai Banyutowo, seharusnya memang ada konsep perbaikan dan pengelolaan pantai yang rapi. Dari pantauan Harian Jateng, Pantai Banyutowo memang perlu diperbaiki dan ditata rapi. Seharusnya, aktivitas nelayan dan objek pantai untuk dijadikan wisata dipisah.
Sebab, jika tidak ada pengelolaan dan tata letak yang rapi, maka akan tetap tidak menarik dan bersih. Apalagi, banyak nelayan pergi pulang dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. Mereka beraktivitas 24 jam di pantai tersebut dan sering meninggalkan kotoran bekas aktivitas mengangkut ikan. (Red-HJ34/Foto: Harian Jateng).