Anak-anak sebagai generasi penerus kepahlawanan |
Oleh Yusfi Wawan Sepriyadi
Penulis adalah Warga Paguyangan Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
Setiap zaman akan melahirkan generasi kepahlawanan dengan berbagai versi Sejarah yang berbeda. Mereka adalah Generasi terbaik yang lahir pada kepingan zamannya. Mereka terpilih atas seleksi zamaan dengan usaha perjuangan yang mereka lakukan. Merekalah pemilik saham terbesar dalam potongan zaman. Catatan, gagasan, ide, intelektualitas tumbuh bersama siring dengan usaha keras mereka membangun sebuah peradaban dan meninggalkan catatan sejarah.
Dalam setiap zaman tersebut lahirlah tipikel,cara pandang dan cara perjuangan yang berbeda namun dalam catatan sejarah tersebut bersifat kesinambungan, namun juga terkadang bersifat diskontinyu lahir sebagai suatu gerakan pembaharuan. Sejarah telah mencatat fenomena fenomena tersebut dalam sebuah catatan sejarah ketokohan mereka.
Dalam hal ini sebagai contoh dalam setting sejarah peradaban Islam, seratus tahun pertama dari sejarah peradaban Islam yang dihiasi dengan pembangunan yang berbasis Demografi dan Teritorial. Berawal dari komunitas Sahabat,Penegakan Islam di Madinah, Penyebaran Islam ke wilayah Syam, Mesir,Parsi,hingga Asia tengah dan Asia Selatan. Setelah Generasi terbaik dari etnis Arab habis habis pada masa itu,yaitu generasi kepahlawanan orang- orang Arab yang berbasis pada Jihad dan politik.
Setelah berdirinya Islam Khilafah Islamiyah berdiri, kemudian lahirlah suatu generasi kepahlawanan yang kedua, yaitu generasi kepahlawanan Ilmu pengetahuan dan Peradaban. Maka pada abad yang kedua ketiga dan keempat. Maka pada generasi kedua ketiga dan keempat kita dapat menyaksikan tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan baik pengetahuan Keislaman, Sains sosial dan Humaniora dan Eksata.
Inilah zaman kepahlawanan bagi generasi Islam yang berasal dari etnis Persia dan Asia Tengah bukan generasi dari etnis Arab diantaranya, Sepuluh dari ahli Qur’an, enam perawai dari Hadist, para pakar filsfat seperti Al Kindi, Al Farobi ataupun Ilmuwan seperti Ibnu Sina,Al Khwarizmi yang nota bene bukan orang arab. Bahkan yang membukukan kaidah-kaidah bahasa Arab seperti Sibawaeh dan Al Khalil bin Akhmad Al Farahidi yang kesemuanya bukan dari Etnis Arab.
Dari hal tersebut diatas bukan berarti bangsa Arab sangat minim melahirkan ilmuwan, Namun justru sebaliknya, merekalah yang pertama kali membangun fondasi yang kuat bagi lahirnya imperium peradaban.Merekalah yang membangun pilar pilar raksasa, mereka memimpin dan berperang oleh karena tuntutan sebuah zaman, mereka dilahirkan.
Pada setiap bangsa persoalan ini terus terulang menjadi mata rantai yang tak terputuskan. bukan hanya negara negara Islam saja namun disemua bangsa. Bangsa Indonesia juga banyak melahirkan kepahlawanan seperti Cokro Aminoto yang melahirkan generasi seperti Sukarno, Hatta, Sahrir,Ki Hajar Dewan tara,Budi Utomo dan masih banyak dan terus kontinyu pada setiap zaman.