![]() |
Kondisi jalan di Banaran yang butuh perhatian |
Wonosobo, Harian Jateng – Dikarenakan takut jika Gunung Sindoro meletus, warga Banaran, Desa Kayugiyang, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah berharap agar jalur keselataman diperbaiki. Mereka meminta perbaikan jalur evakuasi dari kampung Banaran sampai ke lokasi yang aman untuk antisipasi.
Baca juga: Ribuan Tomat di Wonosobo Membusuk, Ada Apa?
Pasalnya, kondisi di jalur tersebut sangat terjal dan rusak parah. Warga ketakutan jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam yang tidak bisa diprediksi dengan akalnya manusia.
Sumaryo Yuwono Kepala Desa Kayugiyang, Kecamatan Garung, Wonosobo, membenarkan bahwa jalan menuju Banaran merupakan jalan evakuasi. Jalan tersebut, menurut Sumaryo memang diperuntukkan mengantisipasi jika di suatu saat terjadi bencana besar di lereng Sindoro tersebut.
Menurut dia, jalan tersebut memang menjadi satu-satunya jalan untuk mengevakuasi warga setempat.
“Kondisinya memang memperihatinkan. Sejak dibangun rolak tahun 1997, sampai tahun ini belum ada upaya perbaikan. Padahal, jalur yang sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya musibah,” papar dia.
Jalan evakuasi tersebut, setiap hari biasa dilewati oleh sekitar 360 Kepala keluarga (KK) di Dusun Banaran tersebut. Dari catatan Sumaryo, ada sekitar ribuan warga yang menempati dusun Banaran.
“Sebenarnya melihat kondisi jalan yang sudah memperihatinkan, maka perlu ada perbaikan. Supaya, apabila terjadi musibah yang tidak diinginkan akan dengan mudah mengevakuasi warga,” ujar dia.
Menurut Yanto, warga Banaran, Kayugiyang, Wonosobo, warga setempat memang tidak ingin gunung tersebut meletus. Namun pihaknya berharap, agar pemerintah memperbaiki kondisi jalan yang rusak tersebut untuk antisipasi.
“Kami tidak ingin Sindoro meletus, tapi untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu gunung Sindoro meletus, alangkah baiknya jalan evakuasi segera diperbaiki,” ujar dia saat melewati jalur tersebut, kemarin.
Menurut dia, rolak jalan tersebut sudah dibangun sejak 1997 tapi belum ada perbaikan yang intensif sampai sekarang. Kalau dilewati, lanjut dia, masih bisa tetapi sangat sulit.
“Agar mempermudah dilewati maka perlu dibangun, baik itu diaspal atau betonisasi,” harap dia. (Red-HJ55/Foto: Jamil/Harian Jateng).