Topo, Kades Gemblengan saat menunjukkan mata air Siwiru |
Wonosobo, Harian Jateng – Bagi warga Dusun Kasiman, Desa Gemblengan, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo perlu bersyukur pada Tuhan. Sebab, di sana ada mata air Siwiru yang ajaib bisa menghidupi sekitar 650 Kepala Keluarga (KK) di Desa Gemblengan dan Kayugiyang tersebut.
Baca juga: Petani Cabai di Wonosobo Galau, Ini Penyebabnya.
Warga setempat memang mengandalkan sumber mata air Siwiru tersebut untuk keperluan sehari-hari. Mereka tak mau memakai air PDAM untuk mandi, mencuci, wudu dan lain sebagainya. Sebab, air Siwiru lebih jernih dan sangat alami dibandingkan air lainnya.
Menurut Topo, Kepala Desa Gemblengan, Garung, Wonosobo, kemarin, mengatakan hanya sekitar 10 warga yang memanfaatkan air dari PDAM.
“Lainnya, memanfaatkan mata air Siwuru untuk kebutuhan sehari-hari,” beber dia kepada Harian Jateng.
Tak tanggung-tanggung, Topo pun mengajak tim Harian Jateng Network menuju lokasi mata air Siwiru yang sangat ajaib tersebut. Tak jauh, lokasi mata air Siwiru dari Balai Desa Gemblengan Wonosobo hanya butuh waktu lima menit saja.
Topo menjelaskan, mata air Siwuru tersebut dimanfaatkan oleh sekitar 650 Kepala Keluarga di dua desa, yaitu Desa Gemblengan dan Desa Kayugiyang.
Tetap Mengalir
Musim kemarau yang sangat lama di tahun 2015 ini, ternyata tidak membawa dampak apa-apa terhadap mata air Siwiru tersebut. Tak heran, jiwa warga setempat memang mengandalkan mata air yang bisa dibilang “ajaib” tersebut.
Selama musim kemarau ini, kata Topo, warga tidak pernah kekurangan air. Karena, air didesa kami berlimpah ruah.
“Bahkan, sampai bisa dimanfaatkan oleh warga di desa tetangga,” imbuh kepala desa tersebut.
Uniknya, warga setempat pun tidak pragmatis dan berorientasi uang. Pasalnya, siapa saja boleh mengambil air Siwiru tersebut dan tak perlu membayar. Terbukti, warga sekitar juga mengambil air tersebut untuk keperluan rumah tangga.
Menurut Topo, selain dimanfatkan warga Gemblengan, mata air Siwuru tersebut telah dimanfaatkan pula oleh warga Kayugiyang.
Untuk Gemblengan sendiri, menurut Topo, yang memanfaatkan adalah warga di Dusun Kasiman, Bedilon, Gemblengan, dan Gajian.
Sedangkan, untuk warga Kayugiyang yang memanfaatkan sumber mata air itu adalah dusun Dawuan dan Kayugiyang.
“Bahkan sisa dari mata air Siwuru masih bisa digunakan untuk pertanian,” katanya. (Red-HJ19/Foto: Fathul /Harian Jateng).