Puluhan warga Rifaiyah sedang mengikuti Musyawarah Kerja Daerah (Muskerda) Rifa’yah VI Kabupaten Wonosobo digedung Rifaiyah Kabupaten Wonosobo, Sabtu (9/1/2016).
|
Wonosobo, Harian Jateng – Pimpinan Daerah (PD) Rifaiyah Kabupaten Wonosobo, KH. Muslihuddin Ilyas menjelaskan, salah satu hasil Musyawarah Kerja Daerah (Muskerda) Rifa’yah VI Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, kemarin, adalah menginginkan agar pemerintah bisa membantu warga Rifaiyah untuk bisa mendapatkan salinan/copyan karya KH. Ahmad Rifai yang berada di Belanda.
Pasalnya, selama ini warga Rifaiyah Wonosobo kesulitan mendapatkan kembali puluhan kitab karya KH. Ahmad Rifai yang berada di Leiden, Belanda.
Akhirnya karena kesulitan tersebut, mereka meminta kepada pemerintah untuk bisa membantu mendapatkan salinan atau copyannya. Sebab, karya-karya yang berada di Belanda sangat penting untuk dijadikan pedoman dalam mendidik serta menjadi acuan warga Rifaiyah, khususnya di wilayah Wonosobo.
Musyawarah Kerja Daerah Rifa’yah VI Kabupaten Wonosobo dengan tema menata organisasi, membumikan nilai-nilai perjuangan KH. Ahmad Rifa’i dibuka langsung dari Kemenag Wonosobo, Mahbub MAg.
Selanjutnya, sidang dibagi dalam beberapa komisi, Komisi A dipimpin oleh Ustd Arifin Bisri, Komis B dipimpin Ilyas Anggota DPR Wonosobo, Komisi C dimpimpin Kyai Khafidzin, Komisi D dipimpin oleh Ust Syafik.
“Kami minta bantuan pemerintah untuk mengcopi salah satu kitab yang diambil oleh penjajah yang sekarang di musiumkan di Belanda,” ujar dia kemarin, dalam Muskerda Rifa’yah VI Kabupaten Wonosobo.
Dijelaskannya, selama ini masih ada beberapa kitab karya KH. Ahmad Rifa’i yang dijadikan pedoman.
Hanya saja, lanjut dia, kami merasa ingin mendapatkan kitab yang sekarang ada di Leiden, Belanda.
“Sebenarnya karya yang masih berada di tangan kami, karena penjajah tak bisa untuk mendapatkannya,” ujar dia.
Pasalnya, muridnya KH. Ahmad Rifai masih bisa mengamankannya, lanjutnya, kalau saja buku yang sekarang menjadi pedoman diambil, sudah tidak ada peninggalan yang tersisa.
Dijelaskannya, mengenai jumlah kitab yang masih ada di Belanda, sesepuh Rifaiyah menyebutkan kurang lebihnya ada sekitar 62 karya.
Untuk karya KH. Ahmad Rifai yang masih ditangan warga Rifaiyah ada sekitar 50 an, sisanya, sebagian sudah diambil oleh penjajah.
Ia juga mengatakan, bahwa ternyata ada beberapa judul kitab karangan KH. Ahmad Rifa’i di perpustakaan Leiden Belanda.
“Karena itu, kami akan mengupayakan pengadaan seluruh judul kitab-kitab karya KH. Rifai’i yang kemudian di inventarisasikan, di perpustakaan Rifa’iyah,” jelas dia.
Upaya itu menjadi perhatian dalam Muskerda, mengingat kitab karya Rifai merupakan rujukan warga Rifaiyah. Sehingga, dengan bisa menyalin buku yang di Belanda, maka khazanah keilmuan akan bangkit kembali.
“Sebenarnya ada 10 poin penting dalam bidang pendidikan dan Dakwah. Namun, yang paling sulit adalah bisa mendapatkan salinan buku yang ada di Belanda,” imbuh dia.
Bidang pendidikan juga menekankan, untuk Menyusun dan memperbaharui panduan kurikulum untuk Madrasah Diniyah.
Selain itu, juga berencaan untuk mengaktifkan pengelolaan perpustakaan Rifa’i sebagai sumber belajar.
“Itu juga menjadi poin penting dalam Muskerda,” pungkas dia. (Red-HJ99/Foto: Mil-Harian Jateng).