Ganjar Pranowo (di atas jembatan) saat meninjau longsor di Clapar, Kabupaten Banjarengara. |
Banjarnegara, Harian Jateng – Warga Desa Clapar, Kabupaten Banjarnegara, yang terkena bencana longsor atau tanah bergerak bakal direlokasi, kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
“Ya pasti (direlokasi, red.). Sebenarnya kan banyak kondisi terkini,” katanya kepada wartawan saat meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Banjarnegara, Sabtu siang (26/3/2016).
Ia mengatakan jika kondisi tanahnya labil, sebenarnya warga bisa dipindahkan sebelum kejadian longsor atau tanah bergerak.
Akan tetapi, kata dia, tidak mudah untuk memindahkan dalam kondisi tidak ada apa-apa.
“Biasanya orang mau pindah kalau kemudian terjadi suatu aksi. Dalam hal ini umpama bencana gempa, longsor, banjir, dan macam-macam,” katanya.
Oleh karena sekarang sudah terjadi bencana, kata dia, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara diminta segera menyiapkan tempat untuk relokasi, seperti pascabencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar.
“Saya kira pengalaman Jemblung, menurut saya bagus dan masyarakat cepat mendukung semuanya. Tadi saya sampaikan kepada ibu-ibu yang ada di sini, apakah rela nantinya dipindahkan,” katanya.
Menurut dia, semuanya semangat dan tidak ada yang menolak untuk direkokasi.
Dengan demikian, kata dia, pemerintah akan cepat dan serius dalam menyiapkan lahan untuk relokasi, termasuk membuatkan rumah bagi warga korban bencana di Desa Clapar.
“Sudah ada indeksnya dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk rumah Rp20 juta, kita (Pemerintah Provinsi Jateng, red.) Rp15 juta, dan dari kabupaten nanti berapa, tinggal dibagi,” katanya.
Disinggung mengenai jembatan yang ambles, Ganjar meminta untuk dibiarkan lebih dulu.
“Besok kan ahli geologinya datang. Kita jangan tergesa-gesa dulu, nanti malah mubazir, sampai pergerakannya tenang betul, kita proyeksi secara ilmu pengetahuan seperti apa, setelah itu kita permanenkan,” katanya.
Ia mengatakan jika ada lokasi yang memungkinkan untuk pembuatan jalur baru, nantinya dibuat dengan teknologi yang tahan terhadap gerakan tanah.
“Tetapi kalau segede apapun teknologi yang dipakai, kalau longsornya begini, pergerakannya seperti ini, dan saya lihat tadi perpindahan jalannya sampai tingginya hampir tiga meter, maka ya betul-betul dicarikan tempat yang lebih kokoh,” katanya.
Bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Clapar RT01, RT02, dan RT03 di wilayah RW 01, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, terjadi pada Jumat (25/3) akibat hujan lebat yang berlangsung sejak Kamis (24/3) sore.
Berdasarkan data BPBD Banjarnegara, 12 rumah rusak berat dan tiga rumah rusak sedang akibat bencana tersebut.
Selain itu, jumlah pengungsi pada Jumat (24/3) malam tercatat 281 jiwa. Mereka mengungsi di rumah-rumah warga RT04, RT05, dan RT06 di wilayah RW 01 serta Sekolah Dasar Negeri 2 Clapar.