Bahan Kebaya sebagai pakaian atasan tradisional Indonesia awalnya, di abad ke-15, terbuat dari bahan tenun ataupun katun kasar yang tipis. Dulu, hanya perempuan dari kalangan keluarga kerajaan yang menggunakan busana kebaya. Selanjutnya, masuknya Islam ke Indonesia sekitar awal abad ke-19, memberi pengaruh pada mode kebaya, yang tadinya merupakan kebaya pendek menjadi kebaya panjang berupa tunik sederhana layaknya baju kurung.
Penjajahan Belanda disebut-sebut juga memberi pengaruh terhadap mode Kebaya tradisional dari segi bahan. Pada masa ini, perempuan Indonesia secara umum sudah menggunakan Kebaya sebagai busana keseharian mereka. Lalu terjadi perkembangan menarik dimana perempuan dari keluarga kerajaan atau bangsawan lantas menggunakan bahan beludru, sutra hingga katun halus sebagai pilihan bahan Kebaya mereka. Ditambah lagi aneka ornamen berupa sulam gim benang emas, khususnya pada Kebaya berbahan beludru.
Di sini, sentuhan pergeseran desain Kebaya terlihat nyata sekali akibat perbedaan bahan yang digunakan. Demikian pula pada kalangan perempuan Belanda yang tinggal di Indonesia yang menyukai Kebaya, mereka lebih memilih bahan katun halus dengan aksen lace (brokat) di bagian pinggir untuk Kebaya pendeknya. Selanjutnya, di masa penjajahan Jepang tahun 1942-1945, atasan Kebaya menjadi busana yang dikenakan para tahanan perempuan Indonesia di masa itu sehingga tidak ada kalangan khusus atau ningrat yang berminat mengenakan Kebaya.
Namun itu berubah setelah kemerdekaan dimana Kebaya kembali disukai dan menjadi tren busana bagi kalangan perempuan aristokrat dan perempuan berkarir. Tetapi hal itu tidak lama. Perkembangan positip muncul kembali pada tahun 90an dengan konsep Kebaya yang lebih mewah dengan bahan sutra organdi dan serat alam lainnya yang ditawarkan para desainer Indonesia. Mereka mulai berimprovisasi dengan bahan dan mode sehingga menjadikan Kebaya semakin menarik dan mulai menjadi tren bagi perempuan dari kalangan elit.
Para penggiat busana Kebaya kemudian berkreasi dengan bahan brokat dan bordir, teknik aplikasi, drapery hingga pencampuran bahan yang membuat Kebaya semakin istimewa dan disukai. Inovasi Kebaya dimainkan para fashion desainer melalui teknik pola, siluet, cuttingan hingga permainan bahan yang berkembang dari katun hingga organza, sutra, satin, lace, shantung serta serat jute, nenas, pisang dan unsur metal.
Perkembangan ini akan terus berlangsung selama pecinta Kebaya masih mencintai apa yang kita yakini sebagai salah satu identitas perempuan Indonesia ini Kebaya saat ini menjadi salah satu fashion yang banyak di minati oleh semua kalangan, terutama untuk menghadiri acara-acara pernikahan atau suatu undangan acara.
Orang Indonesia pasti sudah tahu tentang fashion kebaya, karena memang kebaya adalah pakaian asli Indonesia. Kebaya zaman dulu memang terkesan jadul jika dilihat Modifikasi kebaya semakin banyak dilakukan oleh desainer-desainer, hal ini karena semakin maraknya busana kebaya dikenakan di berbagai kesempatan, maka inovasi kebaya pun menjadi semakin diperhatikan. Jika dulu cara pemakaian busana kebaya ini hanya terletak pada motif dan warna dengan perpaduan lilitan kain jarit.