Ratry Princessa saat pemotretan. (Foto: dok-pribadi). |
Bagi model Ratry Princessa, perayaan Hari Kartini sangat berhubungan erat dengan kebaya. Sebab, dikatakan dia, selain melestarikan budaya Indonesia, kebaya juga mengangkat keanggunan perempuan.
Makna spirit kartini dalam dunia modeling, kata Ratry, sama saja seperti dalam dunia kerja lainnya. “Menurut saya, seorang entertainer baik model, artist dan lainnya, sebaiknya memiliki pendidikan akademis yang sesuai dengan standar perkembangan zaman saat ini, karena meski dalam bidang entertainment ijazah pendidikan akademis/formal tidak diperlukan namun pendidikan menciptakan sikap, perilaku dan pola pikir yang lebih bijak, sehingga dalam hal berinteraksi maupun bersosialisasi akan terlihat lebih baik,” tegas Ratry Princessa kepada Harian Jateng, Kamis (21/4/2016).
“Kartini dengan kebaya sangat berhubungan. Karena kebaya ada pakaian tradisional Indonesia sekaligus menampilkan sisi keanggunan wanita Indonesia, Karena sosok Ibu Kartini adalah wanita bangsawan yang mandiri, berpendidikan dan kemuliaan hatinya yang ingin membagi ilmunya pada wanita-wanita Indonesia pada masanya dengan mendirikan sekolah wanita agar wanita Indonesia bisa menjadi seperti sekarang ini,” beber dia.
Selain itu, perempuan yang juga sering dipanggil Ratry Putri ini menandaskan bahwa perayaan kartini tidak hanya dirayakan secara formal saja, namun harus mendarah daging sampai ke substansi.
“Kartini dirayakan dengan upacara dan kebaya sebagai simbolis dan wujud penghormatan bangsa akan perjuangan Kartini. Namun, sebaiknya perlu ditekankan dan di sosialisasikan terus menerus kisah sejarah perjuangan beliau agar generasi penerus betul-betul menghayati betul seperti apa sosok pahlawan wanita Indonesia,” ungkap dia.
Di sisi lain, menurut Ratry, emansipasi tak harus menjadi wanita karir, ibu rumah tangga yang berpendidikan tinggi akan menciptakan keturunan yang cerdas dan menjadi bibit unggul penerus bangsa yang kelak akan membuat Indonesia maju dan menjadi bangsa yang hebat dan disegani oleh seluruh dunia.
“Kartini mengangkat wanita Indonesia di masanya dengan mendirikan sekolah wanita atas izin suaminya di Kabupaten Rembang yang sekarang kita kenal sebagai gedung pramuka. Sehingga, stigma dapur, kasur dan sumur bukan hanya milik wanita tetapi milik semua, rumah tangga yang harmonis terjalin apabila tugas suami dan istri dikerjakan bersama dan saling membantu sehingga pekerjaan tidaklah menjadi beban melainkan menjadi kegiatan yang menambah keharmonisan rumah tangga,” imbuh dia.
Sosok Kartini, bagi Ratry yang menekuni dunia modelling, bisa menjadi spirit untuk berkarya. Ia pun berpendapat bahwa berfoto seksi tidak masalah, karena budaya Indonesia memang belum siap menerima genre foto tersebut.
“Kartini sexy why not? Memang tidak sesuai adat istiadat bangsa kita. Tapi sekarang, budaya barat sudah banyak masuk di sini dan Indonesia, menurutku sudah go internasional dalam prestasi-prestasi yang diakui dunia seperti dalam ajang miss world, dan banyak artis kita yang dilibatkan film holywood dan kita punya penyanyi-penyanyi sudah go internasional, Indonesia luar biasa,” pungkasnya. (Red-HJ99/Foto: Ratry).