![]() |
Abdullah Hehamahua. (Foto: tempo.co/dok). |
Harianjateng.com – Muhammad Shofa Direktur Utama Badan Koordinasi Nasional (Bakornas LAPMI) PB HMI mengecam keras atas pernyataan Saut Situmorang Wakil Ketua KPK yang mengaitkan HMI dengan korupsi. Oleh karena itu, ia mendesak Saut untuk belajar kepada Abdullah Hehamahua yang juga mantan aktivis HMI dan pernah menjadi petinggi KPK.
“Indonesia bukan cuma berisi cecunguk dan begundal. Dibandingkan dengan orang baik, jujur, berintegritas, dan teruji sebagai tokoh yang kompeten serta kapabel memimpin bangsa ini, jumlah para cecunguk dan begundal tidak seberapa. Di KPK, misalnya, tidak sedikit petinggi yang punya integritas sangat tinggi, dan tidak terpancing melakukan politicking, apalagi mempolitisasi kasus korupsi yang dilakukan secara personal,” ujar Muhammad Shofa dalam siaran persnya.
Sosok yang berintegritas sangat tinggi itu, ujar dia, bernama Abdullah Hehamahua – mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam. “Track record-nya sejak zaman mahasiswa sebagai insan anti korupsi di garis depan, amat sangat teruji. Jauh sebelum bergabung di KPK, Abdullah Hehamahu menunjukkan integritasnya yang prima. Lelaki berjenggot putih, ini tak dikehendaki oleh sejumlah anggota DPR RI di Komisi III, yang melakukan fit and proper test calon komisioner / pimpinan KPK,” tegas dia.
Alasannya, lanjutnya, keder. “Mereka kuatir kalau Abdullah Hehamahua menjadi komisioner dan pimpinan KPK, beliau tak pernah segan dan tanpa tedeng aling-aling dalam mencegah dan memberantas korupsi. Dibandingkan dengan Abdullah Hehamahua, dalam banyak hal, Saut Situmorang – Komisioner KPK yang belakangan mulai nampak ‘bermain politik,’ menebar ‘politicking’ dengan posisinya sebagai Wakil Ketua KPK ‘gak ada apa-apanya.’ Saut belum teruji. Ketika Saut baru lulus SD Katholik Makmur di Medan (1972) – SMPN 461 di Medan (1975) – SMA Medan Putri di Medan (lulus 1979), Abdullah Hehamahua sudah menunjukkan integritas dirinya,” papar dia. (Red-HS99).