![]() |
Ilustrasi |
Semarang, Harian Jateng – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menyatakan sejumlah pengusaha merasakan kekhawatiran saat didatangi petugas sensus ekonomi (SE) sehingga mengakibatkan proses sensus ekonomi agak terhambat.
Kepala BPS Jawa Tengah Margo Yuwono di Semarang, Rabu (18/5/2016), mengatakan yang masih banyak terjadi di lapangan adalah petugas belum sepenuhnya bisa bertemu dengan responden.
“Utamanya kepada perusahaan menengah besar. Kalau usaha rumah tangga mudah didapatnya,” katanya.
Menurut dia, untuk usaha menengah besar ini perlu persiapan karena terkadang si pengusaha sering menunda waktu sehingga kondisi ini yang berdampak pada tersendatnya proses sensus.
Oleh karena itu, pihaknya berharap kepada industri besar untuk menyukseskan sensus ekonomi 2016 ini. Pihaknya menyatakan, semua pihak harus berkontribusi.
“Harapannya agar mereka mau menerima petugas dengan baik dan memberikan informasi sesuai dengan kondisi usahanya,” katanya.
Pihaknya memastikan, data yang diperoleh dari para pengusaha ini tidak berkaitan dengan pajak, tidak dipungut biaya, dan tidak akan dipublikasikan sehingga responden tidak perlu takut.
“Memang sejauh ini ada beberapa yang menolak karena mungkin saja petugas kami belum mampu menjelaskan secara detail manfaat dan tujuan sensus. Oleh karena itu, kami mendatangi dan jelaskan, ternyata responden mau memberikan datanya. Saya juga turun langsung ke beberapa tempat,” katanya.
Sementara itu, hingga saat ini hasil sensus ekonomi di Jawa Tengah baru mencapai 26,83 persen dari prediksi total jumlah usaha yang mencapai 4 juta.
“Capaian ini hingga posisi hari ke-16. Total capaian sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional yang mencapai 26 persen,” katanya.
Melihat capaian tersebut, pihaknya menilai masih perlu kerja keras dari BPS maupun petugas sensus. (Red-HJ99/Ant).