Ilustrasi |
Semarang, Harian Jateng – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menganggap wajar adanya penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian.
“Sebetulnya kondisi ini alamiah, dalam kondisi ekonomi orang cenderung jarang yang mau kerja di sektor pertanian manakala sektor yang lain maju,” kata Kepala BPS Jawa Tengah Margo Yuwono di Semarang, Jumat (20/5/2016).
Seperti contoh, masyarakat di usia muda cenderung lebih memilih untuk bekerja di sektor lain seperti jasa dan perdagangan dibandingkan harus bekerja di sektor pertanian.
“Biasanya mereka yang masih bekerja di sektor pertanian adalah yang berumur 40 tahun ke atas. Meski demikian, selama mereka memiliki produktivitas tinggi maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” katanya.
Produktivitas tinggi dari SDM tersebut seharusnya diiringi dengan pemanfaatan teknologi terbaru.
“Dalam hal ini, alih teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian menjadi penting dan harus dilakukan,” katanya.
BPS mencatat, selama satu tahun terakhir tepatnya dari periode Februari 2015 ke Februari 2016, penurunan penyerapan tenaga kerja terjadi di sejumlah sektor usaha.
Penurunan yang paling besar terjadi di sektor pertanian yaitu sebanyak 227 ribu orang, diikuti dengan sektor industri sebanyak 109 ribu orang.
Sementara itu, kenaikan penyerapan tenaga kerja terutama terjadi pada sektor jasa sebanyak 102 ribu orang, sektor perdagangan sebanyak 95 ribu orang, dan sektor transportasi sebanyak 62 ribu orang. (Red-HJ99/Ant).