![]() |
Yanne Karsodiharjo |
Perempuan yang akrab disapa Yanne Karsodiharjo ini ternyata terjun ke dunia modelling lantaran darah seni yang ia miliki sudah menjadi warisan dari keluarga bapaknya. Tidak heran, perempuan yang memiliki nama asli Andayani ini sukses menggeluti di dunia modelling di negeri orang.
“Saya mulai ikut terjun dunia model tahun 2009 ya ikut tepatnya ada acara pemilihan Miss Miggrant 2009 di Hotung School Causwaybay. Terus, pertama kali ikut 10 besar saja, tapi benar-benar intersting dan semakin semangat karena saya menyukai entertainment,” ujar Yanne kepada Harianjateng.com, Sabtu (2/7/2016).
Darah Seni dari Orang Tua
Dijelaskan dia, bahwa ia sendiri mennggaku bahwa bakat seni yang ia miliki tidak hanya sekadar bakat, namun justru masih berbau nasab dari orang tuanya.
“Darah seni mengalir dari keluarga bapak saya, karena mereka pemain Ketoprak Siswo Budoyo zaman dulu yang manggung keliling di rumah-rumah orang hajatan,” papar perempuan kelahiran 24 Februari 1988 tersebut.
Perempuan berparas cantik asal Jalan Solobin Doyong RT 04 RW O1 Desa Kunci, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro ini mennggakui bahwa nama Karsodiharjo merupakan nama bapaknya yang melekat padanya. “Saya really like modeling soo much, saya sangat menyukai modeling dan saya fokus dua-duanya, catwalk and photo shoot model,” ujar dia.
Setiap ada even perlombaan, lanjut dia, saya ikut dan pernah juara juga pernah kalah, karena bagiku itu wajar yang penting happy dan melalukan pekerjaan itu sepenuh hati saya.
“Dari hobby itu maka kita akan maksimal dan tidak ragu, dan banyak photographer Hongkong yang invite pemotretan hampir setiap minggu dan mereka sangat respect dan menyupport banget, mereka juga friendly, meskipun juga banyak hatter sih, karena banyak juga yang nggak suka dengan saya, entah apa sebabnya tiba-tiba mungkin didasari iri dan dengki ya,” ungkap dia.
Dengan modal paras cantik, Yanne mengaku belum pernah melakukan foto nude, meskipun saat ini sudah banyak para model menekuni genre yang menantang tersebut. “Foto nude belum pernah, tapi bikini pernah, dan begitu diposting, banyak banget komen yang miring, yang ngatain ini dan itu,” imbuh dia.
Waduh, lanjut dia, pokoknya banyak yang belum mengerti apa itu art, akhirnya kesabaran saya diuji. “Saya hanya cermati setiap komen, dan saya coba tidak posting lagi di facebook, bukan saya takut, tetapi masih banyak masyarakat awam yang fanatik dan belum bisa menerima hal-hal berbau eksotik. Padahal di luar negeri itu wajar, hanya bikini, tapi beda dengan masyarakat Indonesia jadi kita harus bisa menempatkan sesuai situasi dan kondisi,” ungkap dia.
Dengan budaya berbeda, menurut Yanne, memang perlu penyesuaian. “Juga menjelaskan bahwa ini baju renang untuk berenang, tema laut dan bikini, jadi tidak mungkin saya pakai sarung kan, memang harus sembari bercanda dikit kalau menjelaskan biar mereka tidak anarki kepada kita,” imbuh dia.
Ia juga menegaskan, bahwa cara meluruskan stigma negatif tentang nude art pada masyarakat memang tidak mudah. “Ya, karena yang suka dan tidak suka itu banyak yang tidak suka, repot juga, jadi butuh kemampuan ekstra, kesabaran ekstra, ketebalan ekstra, karena banyak kata-kata miring yang kita denger dari berbagai pihak, terkadang saya berusaha menjelaskan ini dunia model, dunia fashion, nggak semua model itu bad, buruk, nggak semua itu dikaitkan dengan cheap girl,” tukas dia.
Saya coba meluruskan bahwa menilai sesuatu jangan dari luarnya, kata dia, tetapi pahami artinya, dalamnya, dont look the book by the cover only. “Jadi art dan seni itu beda dengan porno ya, sebisa mungkin saya meluruskan porno itu adegan-adegan yang hot sexy, memicu syahwat, foto-foto seronok, sedangkan art, modeling beda setiap foto mengandung makna, setiap tatapan mata tajam model penuh arti. Tapi ya bergantung bagaimana kita memandang sisi baik buruknya seorang model,” jelasnya.
Model berparas cantik ini juga menandaskan bahwa dirinya sudah pemotretan di berbagai lokasi dan banyak sekali sampai nggak terhitung.
“Setiap moment semua berkesan, seperti pemotretan di Laitowan Beach Bikini, pemotretan kebaya glamour di Harbour City, itu luar biasa semua orang di Harbaur Mall mengira saya Miss Thailand, dan antri panjang minta foto bersama sampai-sampai dikawal security,” kata dia.
Saya benar-benar feeling happy, lanjut dia, dan terkesan di hati apalagi itu abis ikut fashion show di kapal pesiar dan Juara 1 The Best Kebaya Glamour.
Segudang prestasi dan kejuaraan ia raih dengan gemilang. Meskipun demikian, ia masih memiliki harapan menjadi sukses. “Harapan di tahun ini ingin sukses lah. Ingin jadi model yang benar-benar dinaungi agency modeling, ingin dapat jodoh, amin, tentu ingin membahagiakan ortuku satu satunya yaitu my father, I love him,” pungkas dia. (Red-HJ99/Foto: Yanne).