Bung Ramson bersama masyarakat Desa Gedek, Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang. |
Pemalang, Harianjateng.com – Ramson Siagian MBA, atau yang biasa akrab dipanggil Bung Ramson Anggota DPR-RI fraksi Gerindra dapil X meliputi Kabupaten Pemalang, Kabupaten/kota Pekalongan, Kabupaten Batang yang menjadi anggota komisi VII(tujuh) dan membidangi Energi Sumber Daya Mineral(ESDM) , Riset Teknologi dan Lingkungan Hidup kembali bersilaturahmi dengan masyarakat di Kabupaten Pemalang, kali ini di Desa Gedeg Kecamatan Comal.
Kegiatan tersebut bertempat di lapangan Desa Gedek, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (27/8/2016) pukul 15.00 wib.
Siswoyo, S.Ip Kepada Desa Gedeg dalam sambutannya sekaligus membuka acara reses Anggota DPR/MPR-RI’ mengatakan ,”kebanggaan tersendiri bagi masyarakaat Desa Gedek dikunjungi Bung Ramson Anggota DPR/MPR-RI’ dan ini baru pertama kalinya ada wakil rakyat dari pusat singgah di Desa Gedeg oleh karena itu kepada masyarakat yang hadir gunakan waktu tatap muka sekarang ini dengan sebaik-baiknya untuk memberikan usulan agar Desa Gedeg semakin maju ini dikarenakan sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari baik dari pemda maupun wakil rakyat termasuk Bung Ramson,”jelasnya dalam sambutan.
Sementara itu Bung Ramson di depan hadirin yang tak kurang dari 170 orang terdiri atas tokoh ulama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan gapoktan menyampaikan,”berkat masyarakat Kabupaten Pemalang khususnya Desa Gedeg bisa ke senayan menjadi wakil rakyat dari Partai Gerindra dapil X(sepuluh), dan semenjak dilantik sudah 120 desa sudah dikunjungi termasuk desa Gedeg ini,” paparnya.
Dikatakan olehnya berbagai aspirasi yg diserap lewat kegiatan Sosialisasi PANCASILA, UUD’45, NKRI dan BHINEKA TUNGGAL EKA yang merupakan salah satu program dari DPR/MPR -RI’ dan empat pilar kebangsaan sudah diresapi dan dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia tidak terkecuali masyarakat Desa Gedeg, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang.
Lebih lanjut dikatakan oleh Bung Ramson, tentang pengamalan Pancasila, masyarakat sudah memahaminya, dari Sila Pertama, Sila ke Dua, Sila Ke Tiga :Persatuan Indonesia atau Kebangsaan bisa dilihat dari rasa nasionalisme yang sangat luas, perjuangan masyarakat mempertahankan NKRI, nenek moyang Pejuang kita kemerdekaan dari kakek dan nenek kita karena mem punyai jiwa nasionalisme yang sangat kuat karena nenek kita2 adalah pejuang yang memerdekaan bangsa Indonesi.
Bung Ramson juga menyampaikan tentang Sila ke:Empat yang oleh Bung Karno disebut demokrasi politik namun sekarang bergeser sesudah adanya amandemen UUD’45 dari tahun 1999 sampai tahun2002, dulu pemilihan bupati/walikota dipilih oleh DPRD Kabupaten, Gubernur dipilih oleh DPRD Propinsi, Presiden dipilih oleh DPR/MPR-RI’ sebagai penjelmaan dari kedaulatan rakyat perwujudan sila keempat: kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarakan perwakilan, namun semenjak amandemen UUD 1945 pemilihan dilakukan oleh rakyat langsung satu orang satu suara sehingga boleh dikatakan demokrasi kita terlalu liberal padahal dalam sila ke empat disebutkan permusyawatan yang dipimmpin oleh hikmat kebijaksanaan perwakilan agar bisa membuat kebijakan kebijakan yang betul-betul memetingkan rakyat “harus mempunyai hikmat kebijaksanaan” dan itulah kehebatan dari bapak-bapak pendiri Bangsa seperti Bung Karno dan kawan-kawannya.
Sementara dalam sila Ke Lima adalah disebut demokrasi ekonomi yang belum tercapai, membuat kebijakan dan membelajankan anggaran negara untuk kepentingan pro rakyat agar2 pemerataan ekonomi berjalan. (Red-HJ99/Joko Longkeyang).