Semarang, hariansemarang.com – Dokter forensik asal Semarang Kombes dokter Sumy Hastry Purwanti, akhirnya turun gunung membantu kasus pembunuhan ibu anak Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu atau Amel di Subang. Kasus ini lama belum terungkap, sudah lebih dari 40 hari polisi belum mengungkap siapa pelakunya.
Nggak main-main lh, dokter Hastry merupakan dokter forensik yang ternama. Dia sudah terjun di sana sini mengautopsi jenazah korban pembunuhan maupun bencana lho.
Dalam Instastory, dokter forensik Hastry membagikan momen kerja tim forensik dalam mengautopsi jenazah Tuti dan Amel.
“Ya ini belum selesai lagi di TKP Subang. Pasti terungkap nih, kita sampai kapan ya lanjut malam ini kayaknya. Kasihan almarhum menunggu, biar tenang di sana ya,” kata dokter Hastry dikutip Minggu 3 Oktober 2021.
Dokter Hastry ini profilnya sudah terjun sana sini urusi jenazah korban berbagai peristiwa dalam dan luar negeri. Dokter Hastry termasuk tim forensik jenazah korban kecelakaan pesawat MH17 di Ukrania pada 2014 lalu.
Selain itu pengalaman jadi tim forensik pada kasus luar negeri yang lainnya adalah dalam peristiwa briving bush fire Melbourne pada 2009.
Untuk kasus dalam negeri, dokter Hastry yang merupakan lulusan Kedokteran Undip ini terjun sebagai tim forensik korban Bom Bali (2002); kecelakaan Lion Air (2004); korban bom Kedubes Australia Jakarta (2004); korban pesawat Mandala Medan (2005); korban Bom Bali II (2005); identifikasi teroris di Wonosono (2006); tim DVI korban gempa bumi Yogya (2006);
Selanjutnya tim DVI korban Kapal KM Senopati Nusantara (2006); tim DVI korban kecelakaan Pesawat Garuda di Yogyakarta (2007); tim identifikasi pesawat CASA 212 TNI AU jatuh di Bogor (2008); tim identifikasi pesawat Hercules TNI AU jatuh di Madiun (2009); tim DVI korban Bom Hotel JW Marriot Kuningan Jakarta (2009); tim identifikasi teroris Noordin M Top (2009); tim DVI korban Gempa Bumi Padang (2009); tim identifikasi teroris Dulmatin Jakarta (2010); tim DKI korban kecelakaan KA di Pemalang (2010); tim DVI korban longsor Wonosobo (2011); tim DVI korban pesawat Sukhoi SSJ Gunung Salak Bogor (2012); tim DVI korban pesawa Air Asia (2015); tim eksekusi terpidana mati di NUsakambangan (2008-2016)
Yang terbaru dokter Hastry membantu identifikasi korban kapal KRI Nanggala pada 2021 dan satu keluarga korban pembunuhan di Rembang pada 2021. Saat ini jabatan dokter Hastry adalah Kabd Dokkes Polda Jateng, sebelumnya menjabat Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Semarang.