Hariansemarang.id – Konflik yang terjadi di Papua hingga sekarang masih terus berlanjut. Negara yang mempunyai perangkat keamanan seperti TNI atau Polri seharusnya bisa meredam konflik tersebut. Namun, sayangnya kondisi di Papua masih jauh dari kata aman dan damai sampai sekarang.
Direktur Ridho Anhar mengatakan sejak periode kedua pemerintahan Jokowi, terlihat konflik di Papua masih terus berkelanjutan.
“Tentu saja patut diduga apakah ada dalang atau aktor konflik sosial yang memang sengaja dibuat seperti cipta kondisi permainan elit,” ujar Ridho.
Ridho menduga dibalik peristiwa konflik Papua yang berkelanjutan, ada unsur kesengajaan karena dalam hal ini pemerintah tidak serius dalam memberantas organisasi teroris dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
“Ini yang paham adalah Jakarta (Pusat), siapa yang melatih KKB, siapa yang mendanai KKB, siapa perantara atau penghubung KKB. Bagaimana KKB bisa mendapatkan senjata,” kata dia dalam keterangan tertulisnya dikutip Hariansemarang.id, Senin 21 Februari 2022.
Dia mengatakan pemerintah bicara apapun serta cari alasan seperti apapun tentang Papua, bakalan tetap bisa dilihat cenderung seperti permainan elite.
Ridho memandang KKB atau separatis Papua seperti dijadikan alat bisnis yang berhubungan dengan Istana.
Hal itu terlihat dari TNI dan Polri yang tidak bisa menumpasnya walaupun mereka mempunyai pasukan khusus dan saat ini ada Koopsus.
“Kalau Istana serius dalam melakukan penumpasan KKB, maka tidak akan lebih dari beberapa hari harusnya selesai apalagi menjelang perhelatan forum G20 yang akan berlangsung di Jakarta beberapa bulan lagi. Tentunya isu Papua menjadi sangat menarik untuk dibawa ke dalam forum yang dihadiri oleh para pemimpin dunia, jangan sampai KKB mencoreng bangsa Indonesia yang sekarang menjadi tuan rumah dalam agenda G20 yang tentunya bermanfaat dalam aspek ekonomi,” ujar Ridho.