Harian Semarang
No Result
View All Result
Jumat, Agustus 8, 2025
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
Harian Semarang
No Result
View All Result
Home Agama Ramadhan

Syahrur dan Pembaharuan Islam

22 April 2022
in Ramadhan
Pemikir Islam Muhammad Syahrur. Foto asianews.it

Pemikir Islam Muhammad Syahrur. Foto asianews.it

1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Yudhie Haryono

Jumudnya Indonesia itu jumudnya islam, dan jumudnya muslim itu jumudnya Indonesia. Jika kaum muslim lahir kembali dengan kecerdasannya, Indonesia akan memimpin dunia. Muslim yang menjadi driving force karena melahirkan ilmuwan, cendekiawan dan sarjana yang unggul plus zahid. Muslim yang menjadi pembaharu plus jeniuslah kuncinya.

Tetapi, dari mana kita memperbaharui keislaman? Dari tafsir terhadap Alquran. Sebab, Alquran adalah jantung dan jalan hidup kita pasca meninggalnya Muhammad. Tanpa memperbaharui tafsir kita terhadap Alquran, gagal kita menjadi ummatnya. Itulah tesis terbesar Syahrur.

Karena landasan pemikiran yang seperti itulah, karya-karyanya berputar di antara teks dan konteksnya. Ada lima karya utamanya yang bisa kita telaah: 1) Al Kitab wal Qur’an: Qiraah Mu’ashirah; 2) Dirasat Islamiyah Mu’ashirah fi al Daulah wa al Mujtama’; 3) Al Iman wa al Islam: Manzumat al Qiyam; 4) Nahwa Ushul Jadidiah lil Fiqh al Islami: Fiqh al Mar’ah; 5) Masyru’ Mitsaq al ‘amal al Islami. Semua diketik dalam bahasa Arab.

Siapa tokoh kita ini? Ia bernama lengkap Muhammad Syahrur al-Dayyub. Lahir pada tanggal 11 April 1938 M di Damaskus, Suriah. Profesinya dosen dan pemikir bebas yang canggih. Proyeksi dan apresiasinya pada warisan pemikiran masa lalu sangat kritis.

Mengapa mesti keislaman kita diperbaharui? Tanya Syahrur suatu kali. “Karena semua yang hidup pasti mati tetapi yang hidup belum tentu benar-benar hidup. Sedangkan ummat kini hidup tapi mati dan mati tetapi masih hidup,” demikian Syahrur menjawab sendiri pertanyaan itu.

Ummat yang tak hidup dan tak mati ini adalah produk dari kegagalan ilmu dan pengetahuan lama. Ilmu dan ilmuwan lama sudah gagal dan berhenti untuk menghadirkan ummat yang dahsyat. Padahal, tak ada kemerdekaan tanpa perjuangan. Tak ada kesejahteraan tanpa perlawanan. Tak ada kebahagiaan tanpa ilmu pengetahuan.

Menurut Syahrur, produk-produk pemikiran, tafsir, filsafat, hukum, ekonomi, tekhnik, industri, perang dan politik ummat yang sekarang sudah tidak relevan lagi dengan tuntutan modernitas. Karena itu diperlukan reformulasi serius terhadapnya.

Bagaimana mereformulasinya? Syahrur menjawab dengan menghidupkan tafsir baru (hermeneutika) yang menggunakan tiga kunci dasar: Pertama, kainunah (kondisi berada). Kedua, sairurah (kondisi berproses). Ketiga shairuurah (kondisi menjadi).

Ketiga kunci dasar tersebut akan selalu saling terkait dan merupakan starting point dalam kajian apapun. Singkatnya, seluruh proses hermeneutik itu berangkat dari yang ada, proses dialektikanya, hasil dari pergulatannya. Ketiganya menghasilkan perjalanan yang terus menerus tanpa putus.

Tetapi, karena Syahrur masih “islam” yang percaya pada “hukum Tuhan” maka tawaran pembaharuannya masih menyisakan “tangan Tuhan” dalam semua persoalan. Di sini, ia menawarkan teori pembatasan (limit). Yaitu batas ketentuan maksimum (al hadd al a’la) dan batas ketentuan minimum (al-hadd al-adna).

Itu semua bermakna bahwa hukum-hukum Allah bersifat menzaman. Wilayah ijtihad manusia tetap ada selama berada di antara batas minimum dan batas maksimum.

Dengan teori limit ini, ayat-ayat hukum yang selama ini dianggap final dan pasti, akan memiliki kemungkinan untuk ditafsirkan kembali secara baru. Termasuk melalui pendekatan matematis dan arkeologis.

Dengan teori limit ini, mufassir akan mampu menjaga sakralitas teks tanpa harus kehilangan kreatifitasnya guna melakukan ijtihad membuka kemungkinan interpretasi baru.

Singkatnya bagi Syahrur, islam itu teks. Muslim itu Alquran. Peradaban islam itu, teks, konteks, akal dan iman. Semua berdialektika. Nalar dan metoda baru menjadi tumpuannya. Tanpa itu, jangan harap jadi juara.(*)

Tags: Kultum RamadhanM Yudhie HaryonoMuhammad SyahrurYudhie Haryono
Previous Post

Bantu sembako ke rakyat, Golongan Pelajar Jakarta: Jaga Persatuan, Jangan Terprovokasi Ekstrimis

Next Post

Perempuan-perempuan Berkalung Sorban

Next Post
Perempuan berkalung sorban. Foto Pixabay/6335159

Perempuan-perempuan Berkalung Sorban

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkini

Gagasan berdirinya Indonesia

Gagasan Inti Berdirinya Indonesia

7 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang

Waketum AMPI Pusat Apresiasi Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang, Bukti Adaptif Zaman

7 Agustus 2025
Yudhie Haryono (kiri) dan Agus Rizal (kanan)

Swasta Dalam Sistem Ekonomi Pancasila

6 Agustus 2025
Foto Tony Rosyid Versi AI

Mencari Kandidat Ketum PPP 2025-2030

5 Agustus 2025
Gagasan berdirinya Indonesia

Gagasan Inti Berdirinya Indonesia

7 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
  • Iklan & Promosi
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
  • Info Loker

© 2025 Dikembangkan oleh Tim IT Harian Semarang

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi

© 2025 Dikembangkan Oleh Devisi IT Harian Semarang