Harian Semarang
No Result
View All Result
Kamis, Agustus 7, 2025
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
Harian Semarang
No Result
View All Result
Home Artikel

4 Tahap Peradaban Pangan, Mengakhiri Indonesia Negara Impor

18 Juli 2024
in Artikel, Editorial
Harga pangan naik bikin inflasi. Foto Pixabay/EmAji

Harga pangan naik bikin inflasi. Foto Pixabay/EmAji

1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Yudhie Haryono – Presidium Forum Negarawan

Siapa menguasai pangan, ia akan menguasai dunia baru. Sayangnya, kita lebih banyak memproduksi pengimpor daripada eksportir. Kita lebih bangga jadi konsumen daripada produsen. Jadi, mimpi menguasai dunia dan menjadi peradaban pangan makin tidak tak terjangkau. Karena itu, tikam matilah tepat di jantung mereka yang “greedy mengimpor” sehingga merusak semesta. Kirim ke neraka sebelum mereka makin banyak menyiksa sesama. Jangan bikin darurat kaum serakah. Sebaliknya, perbanyak produsen pangan agar melimpah.

Tentu, tesis ini penting sebab masyarakat kita lebih senang bicara potret masalah daripada mencari akar masalah plus solusinya. Maka, keluar dari defisit pangan yang dibanjiri importir, kita perlu narasi dan peta plus agensi yang adekuat soal tersebut.

Apa jawabannya? Kita harus mengerjakan empat tahap untuk menjadi penguasa pangan dunia; 1) Tahap swasembada pangan; 2) Tahap kemandirian pangan; 3) Tahap ketahanan pangan dan 4) Tahap kedaulatan pangan.

Swasembada pangan adalah kondisi di mana suatu negara mampu memenuhi kebutuhan pangan seluruh penduduknya dari produksi dalam negeri, tanpa harus bergantung pada impor pangan dari negara lain.

Kemandirian pangan mengacu pada kemampuan suatu negara untuk memproduksi pangan sendiri dengan memanfaatkan sumber daya lokal, baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan, sehingga tidak bergantung pada pasokan luar negeri.

Ketahanan pangan adalah kondisi di mana seluruh individu dalam suatu negara atau wilayah memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi yang cukup terhadap pangan yang aman dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sehat dan aktif setiap saat.

Kedaulatan pangan adalah hak suatu negara untuk menentukan kebijakan pangan yang berdaulat, adil, dan berkelanjutan. Ini mencakup kontrol penuh atas sistem pangan dan pertanian, dari produksi hingga konsumsi, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal sehingga negara itu mampu berdaulat pangannya serta mengatur dunia lewat politik pangan yang kuat serta dominatif. Tentu agar tidak sekedar inward looking, sebaliknya outward looking plus ideologis.

Di atas segalanya, pangan adalah komoditi yang sangat strategis bagi ketahanan nasional. Ketersediaan dan keterjangkauan pangan merupakan indikator kunci bagi stabilitas nasional. Buktinya, banyak rezim jatuh karena pangan, banyak rezim bertahan beberapa dekade karena sukses pangan.

Karena itu, untuk mempertahankan kedaulatan pangan nasional, beberapa program jenius perlu dilakukan secara simultan, cepat, terarah, fokus, pengendalian konversi lahan pertanian, mencetak lahan pertanian baru, intensifikasi sistem pertanian, teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan sekaligus mempertahankan kualitas lingkungan.

Semoga pemerintahan baru punya peta, metoda dan agensinya. Agar sukses jadi peradaban pangan, kita dukung sepenuhnya secara kritis dan sportif. (*)

Tags: Ekspor imporketahanan panganNusantara CentrePeradaban panganYudhie Haryono
Previous Post

Pesta Rakyat Bhayangkara 2024 Diwarnai dengan Kehilangan dan Kericuhan

Next Post

KPK Lanjutkan Penggeledahan di Balai Kota Semarang, Garda NKRI Jateng: Mendukung Penuh

Next Post
KPK Lanjutkan Penggeledahan di Balai Kota Semarang, Garda NKRI Jateng: Mendukung Penuh

KPK Lanjutkan Penggeledahan di Balai Kota Semarang, Garda NKRI Jateng: Mendukung Penuh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkini

Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang

Waketum AMPI Pusat Apresiasi Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang, Bukti Adaptif Zaman

7 Agustus 2025
Yudhie Haryono (kiri) dan Agus Rizal (kanan)

Swasta Dalam Sistem Ekonomi Pancasila

6 Agustus 2025
Foto Tony Rosyid Versi AI

Mencari Kandidat Ketum PPP 2025-2030

5 Agustus 2025
Guru Pandai Mendongeng Bisa Bikin Anak Cinta Buku!

Guru Pandai Mendongeng Bisa Bikin Anak Cinta Buku!

5 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang

Waketum AMPI Pusat Apresiasi Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang, Bukti Adaptif Zaman

7 Agustus 2025
  • Iklan & Promosi
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
  • Info Loker

© 2025 Dikembangkan oleh Tim IT Harian Semarang

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi

© 2025 Dikembangkan Oleh Devisi IT Harian Semarang