Hariansemarang.id – Komisi pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penggeledahan di Balai Kota Semarang. Hari ini adalah hari kedua penggeledahan. Hari Rabu (17/7) kemarin KPK berada di sejumlah tempat mulai dari Kantor Wali Kota, Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ), hingga rumah pribadi Wali Kota. Sedangkan hari ini ada beberapa kantor lain di balai kota yang digeledah.
Penyidik KPK terlihat masuk pertama kali ke gedung Dinas Sosial dan juga masuk ke gedung Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, Setelah itu penyidik juga masuk ke gedung Kominfo Kota Semarang.
Para penyidik KPK berjalan dari lantai delapan gedung Moch Ichsan didampingi pejabat
terkait, menuju kantor Disperkim yang ada di kompleks Balai Kota Semarang, Kamis
(18/7/2024), sekitar pukul 13.45 WIB.
Sasaran petugas KPK yang berjumlah sekitar 10 orang tersebut mendatangi Gedung Ruko
milik PT.Chimarder 777 milik perusahaan swasta, setidaknya ada 3 perusahaan yang
menempati yaitu PT Bintang Rama Perdana, PT Chiko Karya Pratama, dan PT Rama Sukses
Mandiri.
Hal ini dapat respon dari Ketua Bidang Hukum dan Ham Garda NKRI Jawa Tengah Billy Al
Sabil, “apa yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini sudah seharusnya di atensi oleh publik karena mengingat Korupsi adalah tindakan Extraordinary crime atau
kejahatan luar biasa, artinya kami mendukung penuh segala yang dilakukan oleh KPK hari
ini, dan berharap KPK harus selalu objektif dan tampa pandang bulu dalam memberantas
kasus korupsi, mengingat bahwa KPK sebagai garda terdepan untuk menumpas segala bentuk korupsi di negeri ini”.
Untuk diketahui, KPK saat ini tengah mengusut dugaan kasus korupsi di Pemkot Semarang.
Ada empat orang yang saat ini telah dicegah untuk berpergian ke luar negeri.
KPK telah mengeluarkan surat keputusan tentang larangan bepergian ke luar negeri untuk
dan atas nama 4 orang yaitu dua orang dari penyelenggara negara dan dua lainnya dari pihak swasta,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika . Sementara itu Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita) belum diketahui keberadaannya. (ARK/HS)