Hariansemarang.id – Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwaslucam) Tegowanu Kabupaten Grobogan mengadakan kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap peran aktif dalam pemantauan Pemilihan, serta menghadirkan pemahaman mengenai pengaruh dunia digital terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Sosialisasi tersebut dihadiri oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopincam) Tegowanu, yang meliputi Camat Tegowanu Slamet Sanyoto, Kapolsek Tegowanu Iptu Setyo Budi, dan Danramil Tegowanu yang diwakili oleh Sertu Rudi.
Acara yang berlangsung di Aula Kecamatan Tegowanu ini menjadi momentum penting dalam upaya menciptakan Pemilihan yang transparan, bersih, dan bebas dari segala bentuk pelanggaran.
Peserta dalam sosialisasi ini dari berbagai elemen masyarakat, diharapkan menjadi motor penggerak bagi terciptanya partisipasi aktif masyarakat di setiap desa yang ada di Kecamatan Tegowanu. Sasaran peserta sosialisasi pengawasan partisipatif kali ini adalah orang-orang yang berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat di tingkat desa. Di antaranya adalah anggota organisasi masyarakat (ormas), pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna, serta tokoh agama.
Cegah kecurangan sejak dini
Sosialisasi ini menghadirkan dua pemateri utama, tokoh muda aktif dalam dunia pemantauan Pemilu dan media. Pemateri pertama adalah Rikza Hasballa, yang merupakan Ketua Pemantau Pemilu dari Perisai Demokrasi Bangsa Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan pemateri kedua, Bagus Wicaksana, adalah seorang jurnalis dan pegiat pemilu.
Rikza yang menyampaikan materi Peran Penting Pemantau Pemilu dalam Pilkada Serentak i menjelaskan, pemantauan Pemilihan bukanlah tugas yang hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi seperti Bawaslu atau Panwaslu, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
“Setiap warga negara memiliki hak untuk memantau proses pemilu, baik sebagai bagian dari kelompok pemantau resmi maupun secara individu,” kata Rikza.
Lebih lanjut, Rikza memaparkan beberapa peran aktif yang bisa dilakukan oleh para pemantau Pemilihan, seperti melaporkan dugaan pelanggaran, memastikan integritas proses pemungutan suara, serta menjaga suasana pemilu tetap kondusif.
“Kita harus mencegah kecurangan sejak dini, baik itu dalam proses kampanye, penghitungan suara, maupun tahapan lainnya. Dengan begitu, kita bisa menjaga kualitas demokrasi di Indonesia,” tegasnya.
Pemateri kedua, Bagus Wicaksana, memaparkan materi dengan tema Dunia Digital sebagai Irisan Dunia Nyata.
Lebih kritis terima informasi
Bagus mengulas bagaimana dunia digital, terutama media sosial, memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap opini publik dalam pemilu. Menurutnya, dunia digital saat ini tidak lagi bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam konteks Pemilu.
Bagus menyoroti fenomena penyebaran informasi di era digital, yang sering kali dipenuhi oleh berita-berita tidak akurat atau bahkan hoaks.
“Di era digital ini, informasi bisa sangat cepat menyebar, tetapi tidak semuanya benar. Oleh karena itu, kita harus lebih kritis dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama yang berkaitan dengan Pemilu,” ungkapnya.
Bagus juga mengajak peserta sosialisasi untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial selama masa kampanye dan menjelang pemilu. Menurutnya, hoaks dan berita palsu sering kali menjadi alat yang digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk memanipulasi opini publik. “Jangan mudah percaya pada informasi yang belum jelas sumbernya. Selalu cek kebenaran informasi sebelum membagikannya ke orang lain,” pesannya.
Panwaslucam Tegowanu berharap, imbas dari kegiatan ini dapat meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses demokrasi semakin meningkat. Acara ini merupakan wujud dari upaya bersama dalam menjaga keadilan dan transparansi dalam Pemelihan serentak yang akan berlangsung 27 November 2024.