Hariansemarang.id – Meski tidak menentukan legalitas hasil, tinggi rendahnya tingkat partisipasi masyarakat menunjukkan kualitas penyelenggaraan Pemilu. Oleh karena itu peningkatan partisipasi masyarakat menjadi yang harus diupayakan bersama oleh elemen masyarakat.
Untuk itu Majelis Wilayah Korps Alumni Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Jawa Tengah berkolaborasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah menggelar acara Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah tahun 2024.
Bertindak sebagai tuan rumah adalah Majelis Daerah (MD) KAHMI Solo, Acara diselenggarakan pada Ahad (27/10/2024) di Aula Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) di Jl. Raya Palur KM 5 Banaran Ngringo Jaten Karanganyar.
“Partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya di Pemilu/Pilkada menjadi salah satu barometer tinggi dan rendahnya kualitas demokrasi di daerah,” ujar Ketua Panitia, Syamsul Fadzli.
Ijtihad kebangsaan
Kegiatan dibuka oleh Koordinator Presidium MW KAHMI Jawa Tengah Masrifan Djamil. Dalam sambutannya, Kanda Masrifan, begitu biasa dipanggil, menyatakan KAHMI Jateng dalam kaitan pemilihan ubernur dan wakil gubernur, juga Pilkada 2024 tingkat kabupaten dan kota memaknai sebagai ijtihad kebangsaan, dengan mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya secara cerdas dan optimal di Pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada Rabu (27/11/2024).
“Prosentase partisipasi masyarakat Provinsi Jawa Tengah pada Pemilu 14 Februari 2024 sebesar 82 % lebih (82,26 % pileg DPR RI, 82,56 % Pilpres) patut diapresiasi, tentunya program sosialiasi dari KPU menjadi salah satu faktor atas capaian partisipasi tersebut, dan KAHMI Jateng sebagai barisan intelektual kebangsaan akan menjadi garda terdepan untuk kepentingan masyarakat,” tegasnya.
Acara yang diikuti 125 peserta dari unsur Presidium dan anggota Majelis Daerah KAHMI se Eks Karesidenan Surakarta itu menghadirkan dua narasumber yakni Anggota Tim Pemeriksa Daerah (TPD) Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jawa Tengah, Mohamad Hakim Junaidi dan Siti Kasiyati Dosen Fakultas Syari’ah UIN Raden Mas Said Surakarta, serta Okta Hadi Nurcahyono, sebagai moderator.
Kasiyati memaparkan akan pentingnya peran KAHMI Jawa Tengah dalam memviralkan peningkatkan partisipasi masyarakat di Pilgub Jateng, dengan menekankan Pemilu berkualitas, yang bebas money politic, dengan kandidat yang punya visi misi yang jelas, dan tahu bagaimana menjalankannya.
”KAHMI Jateng sebagai bagian dari intelektual profetik bertanggung jawab memperkuat inisiatif pendidikan, kesadaran politik dan menjaga komitmennya terhadap tata kelola yang beretika. Hal ini didasari dari banyaknya alumni HMI atau kader KAHMI yang menjadi penyelenggara Pemilu (KPU, Bawaslu, dan DKPP),” jelasnya.
Dia menjelaskan pentingnya pendidikan politik agar dalam pelaksanaan Pilkada ada jaminan keadilan dan bebas dari politik uang.
Gagasan baru konsep kampanye
Sementara itu, Hakim memaparkan pengalamannya selama 15 tahun di KPU, dan menyampaikan gagasan baru idealnya kampanye dalam Pemilu itu ditangani dan dibiayai oleh negara, agar orang-orang yang sebenarnya bagus tetapi tidak mempunyai modal kampanye bisa mempunyai peluang yang sama.
“Sebagai gambaran kita bisa menyimak saat debat mungkin hanya 20% calon kepala daerah yang nyambung dengan pertanyaan panelis, dan karena konsep KPU moderator tidak bisa menyalahkan, jadi ditanya ke Selatan, Jawabnya bisa ke Timur atau Barat,” kelakarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, sosialisasi dan pendidikan politik menjadi sangat penting antara lain agar mampu mengawal dan mendorong masyarakat berpartisipasi aktif dalam Pilkada. Selain itu menyiapkan pemilih yang cerdas dalam menyikapi visi misi pasangan calon serta mandiri tanpa terpengaruh dengan beragam provokasi berita hoak dan politik uang.
Selain paparan narasumber, kegiatan juga diisi dengan tanya jawab dan diskusi yang diikusi secara antusias oleh para peserta. (fdl)