Harian Semarang
No Result
View All Result
Jumat, Agustus 8, 2025
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
Harian Semarang
No Result
View All Result
Home Hiburan Cerpen

Tuan Putri yang Terus di Tepi Sejarah Hati

12 Januari 2022
in Cerpen
Ilustrasi Tuan Putri yang Terus di Tepi Sejarah Hati

Ilustrasi Tuan Putri yang Terus di Tepi Sejarah Hati. Foto ImaArtist/Pixabay

0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Demi pohon bambu dan sungai serayu. Aku menemukanmu di semak reruntuhan hati dan banjir air mata kesedihan bergalon-galon. Saat kamu meletakkan hati di atas hatinya tetapi ia meletakkan hatinya untuk hati yang bukan hatimu.

Saat itu. Berlari menjauh di pinggir-pinggir sejarah, kamu membangun peradaban beku. Hatimu pilu. Sebab niatmu memang hanya jadi ibu. Itu pula mengapa sarjanamu tak redam dan sampai ujung waktu. Saat senja, kamu nikmati dengan haru biru. Tetapi yang mungkin kamu lupa, hidup hanyalah sejarah kata-kata.

Katanya, zaman edan ini lahir dari medsos: tanpa kepastian masa depan, tanpa keyakinan pada masa lalu dan tanpa kejelasan masa kini. Zig-zag dan tak beraturan. Banyak penjahat jadi pejabat. Banyak pejabat bangga jadi penjahat.

Kasih, semoga kau ingat fatwaku. Terkadang kesejatian dan kebahagiaan justru didapat pada saat pergantian “kekasih harapan” ke “lelaki candangan.” Seperti sepakbola yang sering kita lihat: kemenangannya karena gol pemain pengganti.

Kekasih hati. Demi hujan dan gerimis pagi. Saat tahajud dan subuh diri. Antara air mata dan doa. Isak dan mimpi-mimpi. Kegentaran dan kegentingan. Arupadatu. Harap dan keentahan.

Kini. Mencium bibirmu saat terpejam jiwaku seperti hal terakhir yang menghubungkan nalarku dengan peradaban terbaru. Terasa riil dan mengguncang walau kutahu kau tak pernah terangsang: tak sudi jatuh hati: tak produksi cinta. Tak pernah ingin menikmati lelaki tua yang tak berniat hidup lama.

Rindu dan kangen ini membuatku menangis di pagi buta di antara hujan dan sujud subuh serta gerimis sejarah. Hujan kangen dan kasih yang tak berbalas.

Sedih. Sunyi. Mati. Karenanya, keajaiban dunia cuma dua: Prambanan dan Kamu. Cuma kok kamu seperti Tuhan. Membisu ketika diseru. Menuli ketika disembah. Membuta ketika dirindu. Murkanya kirim banjir bandang. Bukan rizki yang mudah dilepeh. Apalagi diperoleh sebagai oleh-oleh.

Setelah itu, kiyamat hanya ilusi kaum yang berjalan sendirian. Sebab berjalan berdua atau bergerombol adalah kebahagiaan penunda kiyamat dan kesepian (Kitab Kebahagiaan/2:78). Ingat. Sejarah hanya kata-kata. Jika dirangkai, itu kalimat belaka.(*)

Tags: cerpenM Yudhie HaryonoYudhie Haryono
Previous Post

Daftar Wisata Religi Semarang yang Nggak Itu-itu saja, Kamu Mesti Coba

Next Post

KASAL Cek CCTV Arsenal, Canggih Banget Nih Foto-fotonya

Next Post
KASAL Laksamana Yudo Margono cek CCTV Arsenal

KASAL Cek CCTV Arsenal, Canggih Banget Nih Foto-fotonya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkini

Limited! Ayo Ikuti Diskusi Publik: Menghentikan Sesat Pikiran Ekopol Neoliberalisme

Limited! Ayo Ikuti Diskusi Publik: Menghentikan Sesat Pikiran Ekopol Neoliberalisme

8 Agustus 2025
Gagasan berdirinya Indonesia

Gagasan Inti Berdirinya Indonesia

7 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang

Waketum AMPI Pusat Apresiasi Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang, Bukti Adaptif Zaman

7 Agustus 2025
Yudhie Haryono (kiri) dan Agus Rizal (kanan)

Swasta Dalam Sistem Ekonomi Pancasila

6 Agustus 2025
Limited! Ayo Ikuti Diskusi Publik: Menghentikan Sesat Pikiran Ekopol Neoliberalisme

Limited! Ayo Ikuti Diskusi Publik: Menghentikan Sesat Pikiran Ekopol Neoliberalisme

8 Agustus 2025
Gagasan berdirinya Indonesia

Gagasan Inti Berdirinya Indonesia

7 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
  • Iklan & Promosi
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
  • Info Loker

© 2025 Dikembangkan oleh Tim IT Harian Semarang

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi

© 2025 Dikembangkan Oleh Devisi IT Harian Semarang