Harian Semarang
No Result
View All Result
Jumat, Agustus 8, 2025
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
Harian Semarang
No Result
View All Result
Home Agama Ramadhan

Ali Syariati dan Kemerdekaan

9 April 2022
in Ramadhan
Mural Ali Syariati di Iran. Foto Facebook Dr Ali Shariati

Mural Ali Syariati di Iran. Foto Facebook Dr Ali Shariati

0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Tak jemu-jemu aku menuliskanmu. Seperti sore yang ingin menjumpai malam. Terpisah sebelum bertemu. Pertemuan yang direncanakan. Pembacaan yang dilakukan. Pembrontakan yang dikerjakan. Engkaulah tuan Ali Syariati. Tokoh kedelapan yang kami bahas di Nusantara Centre setelah Karen, Dawam, Hitti, Hauroni, Hanafi, Rahman dan Syahrur.

Jika kyai-kyai purba sibuk menjual doa dan menjadi politisi busuk, kyai-kyai dulu sibuk poligami dan korupsi, kyai-kyai modern sibuk berfatwa haram dan bermimpi, kyai-kyai debutan sibuk selfi dan masuk tivi maka kyai Ali Syariati justru berkata, “Saya memberontak maka Saya Ada.”

Jejak kepeloporannya luar biasa. Dapat diteladani kita semua. Salah satu ungkapan lainnya yang sangat terkenal adalah, “Setiap hari adalah Assyura dan setiap tempat adalah Karbala.”

Kyai ini lahir di Kahak, Razavi Khorasan, 23 November 1933. Ia meninggal di Southampton, Inggris 19 Juni 1977 pada umur 43 tahun. Sepanjang hidupnya didedikasikan untuk pengetahuan dan kemerdekaan ummat. Zuhud dan jihad menjadi cirinya.

Sebelum mati, ia menjadi sosiolog revolusioner Iran yang terkenal dan dihormati karena karya-karya dan sikapnya dalam bidang sosiologi agama. Pengetahuan yang dalam, sifat yang terpuji, sikap yang istiqamah serta visi-misi besar pada bangsa-negaranya membuat doi jadi ‘ideolog’ Revolusi Iran.

Adakah kita temukan kyai seperti itu kini di republik kita? Kyai yang berkarya dan zuhud serta melawan neokolonialisme dan neoliberalisme. Kyai yang satunya kata dan perbuatan. Rasanya kita defisit kyai-kyai seperti Syariati.

Menurut Syariati, menjadi merdeka itu penting. Tetapi lebih penting lagi adalah memerdekakan islam. Dan, islam yang merdeka harus punya basis epistemologis, filosofis, historis dan sosiologisnya. Ini penting agar semuanya tumbuh dari dialektika pengamalan dan pemikiran terus-menerus demi kebebasan dan kedaulatannya.

Dari basis itu Syariati menulis, “berpikir benar adalah pengantar kepada pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar menjadi pengantar kepada iman. Dan, iman yang benar menghantarkan kita pada revolusi.” Dus, jika kita tak melakukan revolusi, jangan harap iman dan pengetahuannya sudah benar.

Tentu saja bagi Syariati, iman yang dangkal mudah berubah menjadi fundamentalisme, fasisme, fanatisme dan takhyul. Semua itu akan menghambat jalan pembangunan sosial-projek nasional. Dus, iman harus kokoh. Sebab, tanpa iman yang kokoh, tak tumbuh ideologi yang dahsyat. Tanpa keduanya, tidak akan mungkin ada perubahan sosial yang berarti.

Singkatnya, reformulasi ideologi dan rekapitalisasi intelektual yang mendalam teramat diperlukan sekarang: setiap saat. Terutama, di dunia modern, dunia global dan dunia profan yang serba tunggang langgang.

Terlebih jika penguasa umat sudah mengambil alih, memonopoli dan mengarahkan serta membunuh akal sehat. Sebab, tugas mereka adalah memajukan kecerdasan umat.

Syariati adalah metoda; salah satu jalan. Agar merdeka, menemukan jati diri. Kita tahu, yang masih mencari adalah yang miskin dan dahaga. Yang memberi adalah yang kaya dan berlimpah. Sedang yang tak mencari dan yang kaya tidak harus memiliki apa-apa. Tinggal memberontak membentuk nilai-nilai.

Umur pendek. Karya luas. Prestasi menonjol. Semua bisa kita lacak di beberapa bukunya. Ada sembilan yang menonjol dan sudah diterjemahkan dalam 15 bahasa. Kesembilan karya itu adalah: Ideologi Kaum Intelektual (1980); Membangun Masa Depan Islam (1988); Kritik Islam Atas Marxisme Dan Sesat Pikir Barat Lainnya (1991); Humanisme Antara Islam Dan Mazhab Barat (1996); Islam Mazhab Pemikiran Dan Aksi (1992); Tugas Cendekiawan Muslim (1991); Haji (1978); Agama Versus Agama (1994); Islam Agama Protes (1981).

Di mana kyai revolusioner seperti Syariati kini dapat kita temukan? Kok sepertinya kita sulit mereplikasi. Itulah mengapa kita sulit jadi negara merdeka, mandiri, modern dan martabatif.(*)

Tags: Ali SyariatiM Yudhie HaryonoRamadhan 2022Yudhie Haryono
Previous Post

Tugas Kaum Terpelajar

Next Post

Presiden Harus Lugas!

Next Post
Presiden Jokowi soal Rusia Ukraina

Presiden Harus Lugas!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkini

Gagasan berdirinya Indonesia

Gagasan Inti Berdirinya Indonesia

7 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang

Waketum AMPI Pusat Apresiasi Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang, Bukti Adaptif Zaman

7 Agustus 2025
Yudhie Haryono (kiri) dan Agus Rizal (kanan)

Swasta Dalam Sistem Ekonomi Pancasila

6 Agustus 2025
Foto Tony Rosyid Versi AI

Mencari Kandidat Ketum PPP 2025-2030

5 Agustus 2025
Gagasan berdirinya Indonesia

Gagasan Inti Berdirinya Indonesia

7 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
  • Iklan & Promosi
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
  • Info Loker

© 2025 Dikembangkan oleh Tim IT Harian Semarang

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi

© 2025 Dikembangkan Oleh Devisi IT Harian Semarang