Sry Ellyanti Oktaviani |
Bagi Sri Ellyyanti Octaviyani, menjadi perawat adalah pekerjaan untuk kemanusiaan. Mengapa? Peran perawat sangat bersentuhan langsung dengan kesehatan, keselamatan bahkan nyawa manusia.
“Peran perawat ya sangat penting lah. Tanpa perawat, di rumah sakit terus yang menangani pasien-pasien di rumah sakit siapa? Yang merawat pasien di sana. Dokter di rumah sakit tanpa bantuan dari perawat juga bakal kewalahan dalam menangani pasien,” ujar Sri Ellyyanti Octaviyani kepada Harian Jateng, Kamis (7/1/2016).
Perempuan yang lahir di Jakarta 15 Oktober 1996 ini mengakui, menjadi perawat bukan hanya orientasi materi, namun justru pada sisi kemanusiaan. Sebab, saat ini banyak orang ingin menjadi perawat dengan cara belakang dan justru modelnya tidak sebanding dengan gajinya.
“Soalnya perawat masuk di rumah sakit juga bayar sampai puluhan juta, terus gajinya nggak seberapa. Kalau di kampus ku punya rekanan rumah sakit,” ujar dia.
Perawat Kemanusiaan
“Ada, misalnya kalau ada kegiatan sosial mereka bisa menjadi relawan dengan cara cek kesehatan gratis, dengan penyuluhan-penyuluhan, bahaya penyakit tertentu ke warga setempat, terus misalnya kalau ada bencana alam mereka juga bisa menjadi relawan juga,” beber alumnus SMK Negeri 1 Cluwak Pati tersebut.
Perempuan asal Cluwak ini juga mengakui ingin menjadi tenaga kesehatan yang sukses. “Ya, ingin menjadi tenaga kesehatan yamg sukses tanpa membedakan pasien, ibu saya juga sangat mendukung. Melayani pasien yang sakit tanpa membedakan suku RAS agama tanpa memandang bulu,” tandas perempuan lulusan SMP Negeri 1 Cluwak tersebut.
Dikatakannya, saat ini ia belum bergabung di organisasi di kampusnya. Namun, dalam Musywil Muhammadiyah 2015 kemarin, ia sempat menjadi relawan pers.
“Aku baru saja mau daftar BEM, terus kemarin pas ada kegiatan Musywil Muhammadiyah jadi relawan pers,” ungkap mahasiswi STIKES Muhammadiyah Kudus tersebut. (Red-HJ99/Foto: Sry-Harian Jateng).