![]() |
Ilustrasi |
“Berdasarkan data kami, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah bensin, cabai merah, beras, cabai rawit, dan tarif listrik,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Margo Yuwono di Semarang, Senin (2/5/2016).
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan premium mengalami penurunan harga sebesar Rp500/liter. Untuk premium jika sebelumnya di harga Rp7.050/liter menjadi Rp6.550/liter, sedangkan solar dari Rp5.650/liter menjadi Rp5.150 liter.
Jika dilihat penurunan harga setiap kelompoknya, di antaranya terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,80 persen, kelompok bahan makanan sebesar 1,12 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,01 persen.
Meski demikian, tidak seluruh komoditas memberikan dampak terhadap deflasi. Data dari BPS menunjukkan, ada kenaikan harga di sejumlah komoditas yang berdampak pada inflasi di antaranya kenaikan harga pada minyak goreng, bawang merah, kontrak rumah, dan bawang putih.
Untuk kenaikan harga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,22 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen, kelompok sandang sebesar 0,09 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen.
Sementara itu, dilihat dari masing-masing kota survei biaya hidup di Jawa Tengah, masing-masing kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Kudus dan Tegal sebesar 0,63 persen, Kota Semarang sebesar 0,50 persen, Kota Purwokerto sebesar 0,45 persen, Kota Cilacap sebesar 0,38 persen, dan Kota Surakarta sebesar 0,19 persen.
Sebelumnya, pada Maret Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,39 persen dengan IHK 122,60.
Jika dilihat dari tahun kalender, laju inflasi bulan April 2016 sebesar 0,17 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi tahun kalender periode yang sama tahun sebelumnya yaitu mengalami deflasi sebesar 0,63 persen.
Sedangkan laju inflasi untuk periode “year on year” (yoy) pada April 2016 sebesar 3,56 persen lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi yoy April 2015 yang mengalami inflasi sebesar 5,99 persen. (Red-HJ99/Ant).