Ilustrasi |
Semarang, Harianjateng.com – Hasil Pilkada Salatiga 2017 sangat ditentukan basis suara di tiap kecamatan bahkan di tingkat RW dan RT. Sebab, basis suara menjadi penentu kemenangan selain popularitas calon dan juga elektabilitas.
Dengan adanya konsekuensi politik itulah, maka serangan fajar sebenarnya tidak berefek pada kemenangan pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Salatiga yang akan memimpin pada periode 2017-2022.
Hal itu diungkapkan Hamidulloh Ibda, Direktur Utama Forum Muda Cendekia (Formaci) Jawa Tengah, Senin (2/5/2016). Dijelaskan dia, siapapun pasangan calon dalam Pilkada Salatiga 2017 nanti, yang menjadi penentu bukanlah seberapa besar serangan fajarnya, namun rekam jejak pasangan calon sangat menentukan.
“Kalau hanya sebar uang ingin menang, ya susah. Sekarang masyarakat sudah dewasa, bisa membedakan mana yang pantas dipilih dan mana yang harus dilewati. Jadi intinya, uang bukan penentu kemenangan,” tegas dia.
Jadi, kata dia, yang maju di Pilkada Salatiga 2017 mau itu Walikota Salatiga, Yuliyanto, atau H Suniprat, Dance Ishak Palit MSi, Bernardus Supriyono, Hj Adriana Susi anggota DPRD Kota Salatiga atau pun Sony Wicaksono SE pengurus DPC PDIP Salatiga.
“Semua itu ditentukan oleh basis suara. Baik itu hasil real count Pilkada Salatiga 2017 atau pun hasil quick count Pilkada Salatiga 2017. Kita harus belajar dari Pilkada Semarang 2015 kemarin,” pungkas dia. (Red-HJ99/Foto; Harian Jateng).