Ilustrasi |
Semarang, Harian Jateng – Ketahanan pangan di Jawa Tengah menunjukkan kondisi yang baik, kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Whitono. “Ditinjau dari aspek ketersediaan pangan, Jawa Tengah telah mampu menyediakan pangan secara mandiri untuk penduduk di wilayahnya,” katanya di Semarang, Kamis (19/5/2016).
Bahkan, produksi di Jawa Tengah mampu menyuplai kebutuhan pangan wilayah lain sehingga berperan dalam menyangga pangan nasional.
Meski demikian, menurut dia kondisi tersebut perlu diwaspadai mengingat dalam waktu dekat ini akan terjadi musim kemarau panjang yang bisa memengaruhi turunnya produksi sehingga menaikkan harga pangan.
Berdasarkan data dari Badan Ketahanan Pangan Jawa Tengah, saat ini cadangan pangan masyarakat di Jateng sampai dengan 30 April 2016 sebanyak 2.501.245 ton.
“Stok ini cukup untuk 9,3 bulan ke depan,” katanya.
Untuk diketahui, kondisi produksi pangan di Jawa Tengah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sebagai gambaran, untuk produksi padi pada tahun 2014 sebesar 9.648.104 ton dan di tahun 2015 sebanyak 11.301.422 ton.
Sedangkan untuk produksi jagung juga meningkat yaitu dari 3.051.516 ton di tahun 2014 menjadi 3.212.391 ton di tahun 2015. Untuk kedelai dari 125.467 ton di tahun 2014 menjadi 129.794 ton di tahun 2015.
Pihaknya berharap, untuk tahun ini produksi pangan khususnya untuk ketiga komoditas tersebut akan meningkat dibandingkan dengan 2015.
Sementara itu, terkait dengan penganekaragaman konsumsi pangan, pihaknya berharap agar konsumsi umbi-umbian dapat lebih ditingkatkan.
“Konsumsi untuk umbi-umbian ini harus ditingkatkan karena Jawa Tengah memiliki potensi keragaman pangan lokal yang dapat dikembangkan secara optimal,” katanya.
Beberapa jenis umbi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pangan di antaranya ubi kayu, ubi jalar, tales, ganyong, kerut, uwi, dan gadung. (Red-Hj99/Ant).