Ilustrasi |
Semarang, Harian Jateng – Persentase pertumbuhan kredit Jawa Tengah lebih tinggi dibandingkan nasional seiring dengan pertumbuhan ekonomi Jateng yang juga lebih baik dibandingkan nasional.
“Hingga April 2016, pertumbuhan kredit Jateng sebesar 10,32 persen, sedangkan pertumbuhan kredit nasional antara 6-7 persen,” kata Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Tengah Iskandar Simorangkir di Semarang, Kamis (16/6/2016).
Secara rupiah, total kredit di Jawa Tengah hingga periode tersebut sebesar Rp237,721 triliun.
Capaian tersebut wajar mengingat pertumbuhan ekonomi untuk Jawa Tengah yaitu sebesar 5,12 persen lebih baik dibandingkan nasional yang berada di level 4,8 persen.
“Pertumbuhan kredit sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, jadi kalau pertumbuhan ekonomi tinggi pasti jauh lebih tinggi pertumbuhan kreditnya. Itu yang mengakibatkan kenapa pertumbuhan kredit di Jateng jauh lebih tinggi dibandingkan nasional,” katanya.
Iskandar mengatakan, sejauh ini permintaan kredit paling tinggi berasal dari sektor investasi yang mencapai 24 persen, modal kerja 9,1 persen, dan konsumsi 6,5 persen.
“Kondisi ini baik karena investasi memiliki dampak berganda yang lebih besar terhadap ekonomi. Investasi dalam hal ini perusahaan mendirikan mesin, selanjutnya pabrik membutuhkan tenaga kerja,” katanya.
Sementara itu, terkait dengan jelang Lebaran kali ini, pihaknya memprediksi akan terjadi kenaikan kredit untuk sektor modal kerja.
“Sektor ini akan mengalami peningkatan untuk memenuhi kebutuhan jelang Lebaran, misal makanan. Dari data sebelumnya yang tertinggi adalah jenis industri makanan dan minuman, kedua dari industri pakaian dan garmen,” katanya.
Meski demikian, pihaknya belum dapat memperkirakan berapa kenaikan kredit untuk modal kerja jelang Lebaran tersebut.
“Kalau untuk prediksi saya belum ada angka. Yang pasti jelang Lebaran kebutuhan untuk modal kerja akan lebih besar,” katanya. (Red-HJ99/Ant).