Oleh M Yudhie Haryono
Direktur Eksekutif Nusantara Centre
Tentu ini hanya guyon malam minggu karena hidup dalam kesepian. Pertanyaan itu kutujukan pada Jokowi dan doi tidak menjawabnya. Sebagai sesama politisi, kukira doi tahu. Ternyata nol. Ahmadinejad pernah menyerukan agar Israel “dihapus dari peta dunia” karena menjadi biang kerok kekisruhan dunia.
Proposal yang ilmiah ini diulang kembali pada 14 Desember 2005. Saat itu, ia berkata bahwa Holocaust (peristiwa pembantaian terhadap kaum Yahudi oleh rezim Nazi pada masa Perang Dunia II) hanyalah sebuah mitos yang digunakan penjajah untuk menciptakan negara Yahudi di jantung dunia Islam. Untuk memperkuat argumentasinya, ia dkk menyelenggarakan konferensi tentang Holocaust yg hasilnya menguatkan tesisnya. Ia juga membuat tekhnologi nuklir dan menghapus utang najis.
Singkatnya, Presiden ini adalah antitesa kebiadaban Amerika dan lembaga2 keuangan yg merampok negara2 miskin. Pikiran dan tindakannya segar dan zuhud. Dunia menjadi dinamis. Kami mengidolakan dan merindukannya.
Tapi kini, entah di mana doi berada. Mirip kami merindukan Jokowi yg asli: punya ide menyimpang dari arus utama (revolusi mental, poros maritim, debirokratisasi, membangun dari pinggiran, kemandirian pangan, nawa cita dan revitalisasi KAA dengan merubah segitiga setan–WB, IMF&WTO). Tapi kini, entah di mana ide-ide itu berada?