Syafiq Bulloh Amin |
Kudus, Harianjatengcom – Syafiq Bulloh Amin, terpilih sebagai nahkoda baru Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muria Kudus (UMK). Dia terpilih melalui Pemilu Raya (Pemira) mahasiswa yang diselenggarakan pada 23 Juni lalu, dan dilantik pada pekan pertama Agustus.
‘’Saya tidak pernah menyangka bisa terpilih sebagai Presiden BEM Universitas, karena berasal dari Program Studi (Prodi) yang mahasiswanya belum begitu banyak,’’ ujarnya di ruang Humas UMK, baru-baru ini.
Meski mengaku di luar dugaannya bisa terpilih sebagai Presiden BEM UMK, namun ditilik dari rekam jejaknya, pemuda kelahiran Kudus, 11 Juli 1992 dari pasangan Noor Hasyim dan Sulichah, ini telah memiliki pengalaman organisasi yang cukup mapan.
Ia tercatat aktif di Karang Taruna di kampungnya, lalu di IPNU Ranting Kuwukan, dan kini menjabat sekretaris GP. Ansor Ranting Kuwukan (2014-sekarang). Tahun sebelumnya, ia juga menjabat sebagai Presiden BEM Fakultas Teknik.
Di luar pengalaman organisasi, secara akademik, prestasi Syafiq juga terbilang bagus. Itu dibuktikan dengan masuknya dia sebagai penerima Djarum Beasiswa Plus (2015/2016), lolos dalam PKM-Kewirausahaan Dikti (2015), dan terakhir berhasil menembus PKM-KC Dikti (2016) yang mengantarkannya ikut dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di Institut Pertanian Bogor (IPB) 2016.
Terpilih sebagai Presiden BEM UMK, ia mengemukakan, akan berusaha melakukan harmonisasi antara UKM dan BEM Fakultas. Sebab, terangnya, terkadang antara BEM satu dengan lainnya memiliki kegiatan senada, sehingga bisa disinergikan.
‘’Selain itu, untuk maksimalisasi berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan, dirinya akan melakukan berkoordinasi dengan jajaran pengurusan BEM universitas, BEM Fakultas, UKM, dan Hima untuk merancang berbagai program bersama untuk mendukung prestasi mahasiswa,’’ papar mahasiswa Prodi Teknik Elektro angkatan 2013 itu.
Naiknya Syafiq menahkodai pemerintahan mahasiswa UMK, pun memunculkan harapan pada mahasiswa. Ayu Puspitowati, salah satunya. Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling (BK), ini berharap Syafiq bisa membawa perubahan dan kebaikan bagi mahasiswa dan kampus.
‘’Semoga bisa mengemban amanah dengan baik dan tidak diintervensi oleh kelompok atau organisasi tertentu. Selain itu, dalam membuat program tidak sekadar proyek an-sich, tapi program yang dirancang bisa mendukung peningkatan kapasitas, intelektualitas dan prestasi mahasiswa,’’ pintanya. (Red-HJ99).