Tumpeng Sanga |
Demak, Harianjateng.com – Selamatan Tumpeng Sanga itu di laksanakan pada hari raya Idul Adha bertempat di Masjid Agung Demak. Sebelumnya kesembilan tumpeng tersebut dibawa dari Pendopo Kabupaten Demak dengan diiringi Bupati Drs.H.M Natsir dengan di dampingi Dandim 0716/Demak Letkol Inf Nanang T.T Wibisono S.A.P, Kapolres AKBP Heru Sutopo, ulama, para santri, beserta tamu undangan lainnya menuju ke Masjid Agung Demak, Minggu malam (11/09/16).
Tumpeng sanga pada tradisi Grebeg Besar di Demak yang diadakan setiap tanggal 9 Dzulhijah, yang pengamanannya di jaga ketat oleh anggota Kodim 0716/Demak dan Polres Demak, dimaksudkan untuk menghindari warga berebutan sebelum acara selesai.Ini mengandung makna dan fungsi tersendiri bagi warga Demak.
Salah satunya adalah Tumpeng yang berbentuk kerucut menjulang ke atas mempunyai makna bahwa, manusia harus selalu ingat kepada Allah. Tumpeng sanga diartikan sebagai simbol wali yang berjumlah sembilan orang.
Pada saat yang sama di Kadilangu juga di laksanakan kegiatan serupa yaitu, Selamatan Ancakan, selamatan tersebut bertujuan untuk memohon berkah kepada Allah Swt agar sesepuh dan seluruh anggota panitia penjamasan dapat melaksanakan tugas dengan lancar tanpa halangan suatu apapun serta untuk menghormati dan menjamu para tamu yang bersilaturahmi dengan sesepuh.
Tambahan terakhir dalam perayaan Grebeg Besar Demak adalah dimaksudkan untuk mengembangkan pariwisata daerah, yaitu masing-masing berupa selamatan Tumpeng Sembilan (yang dimunculkan tahun 1972) dan Iring-iringan Prajurit Patang Puluhan, pengawal minyak jamas dari pendopo kabupaten menuju makam Sunan Kalijaga (yang diadakan sejak tahun 1974).
Dengan demikian tujuan penyelenggaraan Grebeg Besar Demak selain untuk mengenang jasa para wali, dengan melanjutkan perjuangan dakwah Islam, juga untuk melestarikan nilai sejarah dan mengembangkan pariwisata daerah.(Red-HJ99/pdm).