Harian Semarang
No Result
View All Result
Jumat, Agustus 8, 2025
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi
No Result
View All Result
Harian Semarang
No Result
View All Result
Home Kolom

Ngeri-ngeri Sedap, Semua Sepakat Pemilu 2024

8 Maret 2022
in Kolom, Politik
Semua sepakat Pemilu 2024

Semua sepakat Pemilu 2024. Foto Pixabay/Mohamed_Hassan

0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Ah, Cak Imin lagi guyonan. Ketum PKB ini terlihat gak ada beban ketika mewacanakan pemilu ditunda. Kenapa gak ada beban? Karena bukan mau dia.

Mana ada partai ingin pemilu ditunda? Pemilu itu “masa panen”. Setiap partai sedang buka lapak. Bisa tutup gegara pemilu ditunda.

Publik mafhum, pemilu itu adalah momen partai cari logistik. Calon bupati, sekian. Calon walikota, sekian. Calon gubernur, sekian. Atas nama uang tiket, logistik atau apapun. Partai ini ingin jadi penguasa daerah sana, partai anu ingin berkuasa di daerah sini. Mosok mau tutup?

Kok bicara pemilu ditunda? Itu guyonan. Tapi guyonan serius. Untuk menyenangkan pihak yang memintanya. Kalau direspon, ok. Gak ada respon, Cak Imin pasti sudah tahu akan ada penolakan. Toh gak ada risiko politiknya, baik bagi Cak Imin maupun PKB.

Bagaimana dengan Zulkifli Hasan, ketum PAN? Nah, ini berisiko. Bahkan sangat berisiko. Konstituen PAN beda dengan PKB. Di PAN, penundaan pemilu sangat sensitif. Apalagi, PAN sekarang sedang mendapat rival serius dari Partai Umat dan Partai Pelita. Sama-sama diinisiasi berdirinya oleh dua mantan ketum Muhammadiyah, yaitu Amien Rais dan Din Syamsuddin.

Sekali ikut usul tunda pemilu, Zulkifli Hasan dihajar oleh kadernya sendiri. Minta maaf dan tarik pernyataan, atau KLB. Ngeri-ngeri sedap.

Anak buah Zulkifli pun kemudian membuka semua kronologi, sampai menyinggung pihak istana dalam kaitan wacana tunda pemilu ini. Detail dan gamblang. Maju kena, mundur kena. Gak cerita, diancam KLB dan potensial ditinggal konstituen. Cerita, pihak istana bisa marah. Risiko politik!

Sementara Airlangga Hartarto, ketum Golkar, tampak adem ayem. Kader Golkar lebih matang dalam menyelesaikan konflik internal. Tahu-tahu ketum diganti. Seringkali ada hal yang mengejutkan di Golkar, tanpa hiruk pikut di luar.

Yang pasti, reaksi dari berbagai pihak terhadap pemilu ditunda sangat besar. Dan gelombangnya terus membesar setelah PDIP menabuh genderang penolakan. Diikuti oleh lima partai yang lain.

Muhammadiyah melalui sekjennya secara lantang membuat pernyataan menolak pemilu ditunda. MUI juga menolak. Para akademisi sekelas Prof. Dr. Azumardi, penolakannya juga sangat keras. Bahkan meminta rakyat terus waspada, gak boleh lengah dengan manuver penundaan pemilu ini. Padahal kita tahu, guru besar UIN ini jarang ikut campur persoalan politik praktis di Indonesia. Terkait wacana pemilu ditunda ini, Azumardi bersikap tegas, bahkan keras. Waspadalah… Waspadalah… Waspadalah… Itu kira-kira yang digaungkan guru besar dan cendikiawan muslim yang satu ini.

Malah ada yang ancam mau gerakkan massa. Makin ngeri-ngeri sedap. Tapi memang, risiko sosial dan politik terlihat begitu sangat terasa jika pemilu dipaksakan untuk ditunda. Pendukung Presiden Jokowi sendiri banyak yang tidak setuju.

Soal manuver tunda pemilu, ini tidak ada hubungan lagi dengan siapa dukung siapa. Ini soal komitmen pada konstitusi. Terkait ini, PDIP dan lima partai yang menolak tegas: tunda pemilu itu inkonstitusional.

Dari hasil survei, penolakan partai-partai, hingga pernyataan ormas besar dan MUI, mudah ditarik kesimpulan bahwa menunda pemilu itu inkonstitusional dan berpotensi akan menimbulkan gejolak sosial dan politik yang dahsyat.

Tags: Cak IminPemilu 2024Presiden JokowiTony RosyidZulkifli Hasan
Previous Post

Sosialisasi Moderasi Beragama dan Cegah Radikalisme, Kemenag Singgung Haram Wayang

Next Post

Anies Baswedan dan Masa Depan Pendidikan

Next Post
Akhmad Idris

Anies Baswedan dan Masa Depan Pendidikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkini

Gagasan berdirinya Indonesia

Gagasan Inti Berdirinya Indonesia

7 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang

Waketum AMPI Pusat Apresiasi Political Leadership Camp Golkar Kota Semarang, Bukti Adaptif Zaman

7 Agustus 2025
Yudhie Haryono (kiri) dan Agus Rizal (kanan)

Swasta Dalam Sistem Ekonomi Pancasila

6 Agustus 2025
Foto Tony Rosyid Versi AI

Mencari Kandidat Ketum PPP 2025-2030

5 Agustus 2025
Gagasan berdirinya Indonesia

Gagasan Inti Berdirinya Indonesia

7 Agustus 2025
Memiskinkan republik lewat statistik

Memiskinkan Republik Lewat Statistik

7 Agustus 2025
PPP selamat dengan empat tokoh ini

Empat Tokoh Kompak, PPP Bisa Selamat

7 Agustus 2025
  • Iklan & Promosi
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
  • Info Loker

© 2025 Dikembangkan oleh Tim IT Harian Semarang

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Pantura Raya
    • Soloraya
    • Wonogiri
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Agama
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Sport
    • Ragam
    • Seni Budaya
    • Sosialita
    • Teknologi

© 2025 Dikembangkan Oleh Devisi IT Harian Semarang