Semarang, hariansemarang.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo nostalgia masa lalu di Jakarta lho. Ganjar beberapa waktu lalu menyusuri masa-masa sulit dahulu berjuang mencari duit di Jakarta.
Tahu enggak, ternyata dulu Ganjar juga anak kos-kosan gitu. Yang menarik Ganjar mengunjungi kantornya dulu di Tanah Abang, dan ternyata kantornya kini telah berubah.
Ganjar mengaku begitu mengunjungi tempat-tempat yang jadi perjuangan dia mencari penghidupan itu, jadi teringat kembali masa lalu dan senyum-senyum sendiri. Apalagi Ganjar mengatakan saat berjuang di Jakarta dulu kondisi negeri sedang pada angin perubahan, yaitu saat-saat era reformasi.
“Nostalgia hidup di Jakarta. Ini adalah kos dan kantor saya pertama di Jakarta. Berjuang dan bertahan hidup di ibukota, di tengah-tengah kondisi negara yang sedang menghadapi masalah. Kalau mengingat masa itu, sekarang hanya senyum2 sendiri,” kata Ganjar dalam vlognya belum lama ini.
Kemudian Ganjar menunjukkan bekas kantornya dulu di Tanah Abang. Saat dia melihat kantornya, agak kaget karena kantornya bukan lagi jadi kantor malah jadi minimarket gitu.
“Kira-kira tahun 1996 pertama kali tinggal di Jakarta dan kita membuat kantor di jalan Tanah Abang 3, dan kantor saya sekarang jadi Indomaret. Tepatnya di lantai 3-nya,” ujar Ganjar dengan menunjukkan lantai kantor yang ia tempati itu.
Melihat bangunan kantornya dulu yang jadi Indomaret, dia jadi teringat betul. AC yang terpasang di lantai dua gedung yang kini jadi Indomaret itu, dia sendiri yang pasang lho.
“Dan saya ingat betul, AC yang di sana yang masang saya dulu. Jadi itu dua kantor, lantai 3 yang kita pakai untuk belajar cari uang cari makan di Jakarta,” ujarnya.
Kos-kosan Ganjar
Selanjutnya Ganjar dengan bersepeda menyusuri tempat kos-kosannya dulu saat mengadu nasib di Jakarta. Sesampai di kosnya dulu, Ganjar menjelaskan kondisinya tak banyak berubah, bangunan kosnya dulu masih jadi tempat tinggal gitu.
Politikus PDIP itu mengingat, dulu dia kos di tempat itu saat transisi 1997, jelang reformasi.
“Kira-kira tahun 1997 akhir saya kos di sini, sebelum kejadian 98. Pas kerusuhan 98 ramainya minta ampun, banyak orang yang berlarian ke dalam kampung. Apalagi kalau keinget kos, karena jika ada temen main, duduknya harus geser dan nggak bisa selonjor. Tapi mau bagaimana lagi, perjuangan harus dilakukan,” ujarnya.
Asyik ya nostalgianya Pak Ganjar, kalau kamu gimana Sobat HS nostalgia kamu di masa lalu bagaimana?